Buntut Degradasi Pesenam karena Keperawanan, KPAI Panggil Pelatih dan PB

Buntut Degradasi Pesenam karena Keperawanan, KPAI Panggil Pelatih dan PB

Adhi Prasetya - Sport
Senin, 02 Des 2019 12:31 WIB
KPAI turun tangan menangani masalah Shalfa Avrila Asiani. (Andhika Dwi Saputra/detikSport)
Jakarta - Polemik pemulangan pesenam Shalfa Avrila Siani (17) dari pelatnas SEA Games 2019 FIlipina belum tuntas. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turun tangan menangani masalah tersebut.

Ibunda Shalfa, Ayu Kurniawati, menerima panggilan telepon terkait pemulangan anaknya pada 13 November. Shalfa tidak jadi diberangkatkan ke SEA Games 2019 karena prestasinya yang menurun belakangan ini. Selain itu, Shalfa juga disebut melakukan sejumlah tindakan indisipliner, seperti keluar malam tanpa izin dan berpacaran.

Ayu juga bilang, dalam telepon itu, pelatih pelatnas senam membawa-bawa persoalan yang menyebut sang anak sudah tidak perawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bu, minta maaf, ini Shalfa harus pulang sekarang karena itu, Bu, dia sering keluar malam. Ini kelihatannya anaknya selaput daranya sudah sobek, seperti orang diperkosa," ujar Ayu menirukan ujaran sang pelatih yang tak disebut namanya, Jumat (29/11).


Pengakuan Ayu itu memicu kegaduhan. Ketua Umum PB Persani, Ita Yuliati, merespons dengan menjelaskan kronologi alasan pencoretan Shalfa dari daftar kontingen senam Indonesia. begitu pula Kemenpora.

Tapi, tidak adanya klarifikasi soal isi percakapan telepon tersebut membuat kasus tersebut masih belum terselesaikan. Kedua pihak yang berseteru pun belum melakukan mediasi.

Melihat kasus ini terus bergulir, KPAI pun akhirnya turun tangan. Mereka menyayangkan segala bentuk perendahan martabat yang dilakukan kepada atlet, terlebih yang masih di bawah umur.

"Kita sangat menyesalkan bentuk perendahan martabat anak yang dilakukan oleh pelatih, dan melakukan stigma soal keperawanan anak. Padahal, banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasnamakan "penegakan disiplin" kepada anak yang mengikuti ajang bergengsi SEA Games 2019 di Filipina," ujar Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra, dalam rilis yang diterima detikSport, Senin (2/12/2019).

"KPAI terus mendalami kasus ini untuk selanjutnya dilakukan pemanggilan kepada pelatih dan cabang olahraga tersebut. Kita juga berkoordinasi dengan Kemenpora serta KONI untuk melakukan pembinaan kepada pelatih dan para pihak yang memutuskan SAS tidak mengikuti pertandingan. Termasuk, melihat lebih dalam aturan-aturan internal cabang olahraga lain yang tidak memiliki perspektif perlindungan anak," dia menambahkan.

Sebelumnya, kasus ini juga disorot oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf. Ia mendesak pelatih Shalfa segera meminta maaf jika memang mengeluarkan kata-kata yang menyinggung isu ketidakperawanan.

"Jadi menurut saya memang jika itu benar, sekali lagi jika itu benar, pelatih itu harus membuat pernyataan maaf tertulis kepada keluarga dan juga kepada publik karena sudah ramai dan itu kan tuduhan itu, apalagi terbukti tidak benar. Artinya setelah diperiksa ke dokter terbukti tidak," ujar Dede saat dihubungi, Minggu (1/12).


Hide Ads