Setelah SEA Games 2019, Filipina melanjutkan tugas sebagai tuan rumah ASEAN Para Games mulai 18-25 Januari. Cabang olahraga yang dipertandingkan tak sebanyak SEA Games, di ASEAN Para Games nanti disuguhkan 17 cabang olahraga di tiga klaster, yakni Clark, Manila, dan Subic.
Berkaca pelaksanaan SEA Games, Filipina dinilai tak siap menjadi tuan rumah. Dari masalah akreditas, ruang konferensi pers, hingga petunjuk pemisahan makanan halal dan haram, serta transportasi untuk atletik. NPC pun khawatir insiden serupa terulang di ASEAN Para Games 2020. Apalagi, di ASEAN Para Games dibutuhkan kesiapan akses untuk kursi roda serta transportasi yang ramah disabilitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang banyak masalah di Filipina. Kami sudah mengantisipasi kelemahan di sana dan kami tak akan menuntut tapi bagaimana caranya kita bertanding dan menang. Urusan lain belakangan kami selesaikan. Kami juga akan mengirim tim advance untuk mengecek keadaan di sana," kata ketua NPC Indonesia, Senny Marbun, di Kantor Kemenpora, Senin (16/12/2019).
"Kemungkinan dua hari mendatang kami akan berangkatkan tim ke Clark, karena untuk ke Filipinanya sudah tapi ke Clark belum. Kami juga tak ingin marah-marah juga, apa yang kurang di sana tentu akan kami persiapkan di sini," dia menambahkan.
Tak hanya soal kesiapan, Filipina juga sempat ingin 'bermain-main' dengan jumlah cabor yang dipertandingkan. Sebelum diketok 17 cabor yang dipentaskan, ada enam cabor lain yang sebelumnya ingin dipertandingkan. Namun ditolak oleh negara-negara peserta di antaranya wheellchair dancing, para obstacle course (eksibisi), basket three point shoot.
"Itu yang cabor gugur di awal. Jadi ditolak oleh negara-negara peserta. Kalau Filipina sudah tahu diri tak bisa memodifikasi medali jadi target peringkat empat. Dia sudah sadar diri di para games karena mereka tahu jika memodifikasi nomor cabor kita bakal walk out. Kita pernah melakukan itu saat di ASEAN Para Games Malaysia, akhirnya tidak ada yang berani macam-macam," Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia, Rima Ferdianto, menimpali.
Rima juga menjelaskan dari 17 cabor ada 600 nomor pertandingan yang masih dibuka sampai rapat teknik terakhir. Kendati pun mengerucut sekitar 400 sampai 450 nomor.
"Itu baru ketahuan H-1 pertandingan karena akan ada klasifikasi yang digabungkan seandainya satu nomor hanya diikuti dua NOC. Dia pun berharap para obstacle course benar-benar dijadikan ekshibisi. Jangan jika nanti yang ikut banyak malah memperebutkan medali," dia menambahkan.
(mcy/fem)