Pengalaman Jendi Pangabean Mudik ke Palembang Saat Pandemi

Pengalaman Jendi Pangabean Mudik ke Palembang Saat Pandemi

Mercy Raya - Sport
Rabu, 13 Mei 2020 13:50 WIB
Jendi Pangabean, atlet para-swimming atau renang disabilitas Asian Para Games 2018 di Stadion Akuatik, Kamsi (11/10/2018).
Pengalaman Jendi Pangabean Mudik ke Palembang Saat Pandemi (Agung Pambudhy/detikSport)
Jakarta -

Perenang difabel Jendi Pangabean menceritakan pengalamannya mudik ke Palembang imbas pandemi virus corona. Di menjaga jarak dengan keluarga meski di rumah.

Komite Paralimpiade Nasional (NPC) memulangkan atletnya setelah memutuskan menyetop pelatnas menyusul dimundurkannya Paralimpiade ke tahun depan dan wabah yang terjadi secara global. Mereka membagi kepulangan atlet menjadi dua tahap, akhir Maret untuk pelatnas ASEAN Para Games, sementara atlet pelatnas Paralimpiade dikembalikan pada awal April.

Jendi salah satu yang kembali ke kampung halamannya di Palembang. "Saya pulang menggunakan mobil pribadi. Perjalanan sekitar 16 jam dan untungnya tidak terlalu macet padahal pulang sebelum ada larangan mudik dari pemerintah," cerita Jendi kepada detikSport, Rabu (13/5/2020).



Setibanya di rumah, Jendi bersyukur karena respons dari warga sekitar cukup baik. Meskipun dia datang dari kota Solo yang merupakan zona merah corona.

"Kalau saya enggak ada (diskriminasi) alhamdulillah. Kalau kita mungkin sudah mengerti karena ada sosialisasi bahwa sebenarnya mereka (yang pulang) bukan aib," ujarnya.

"Ya memang selama di rumah saya karantina sendiri di rumah. Itu saat baru sampai banget. Saya juga sadar diri harus bagaimana, jadi enggak keluar rumah, tak berhubungan dengan keluarga, jaga jarak lah. Saya di kamar sendiri karena kebetulan toilet juga di dalam. Semua aktifitas di kamar selama dua pekan," dia menambahkan.

Usai karantina ia sudah bisa beraktivitas seperti biasa namun tetap mengikuti protokol dari pemerintah. "Kebetulan saya tinggal di daerah pedesaan. Saya pernah ke kota dan berjalan nomal seperti biasa tapi tetap ikuti protokol. Dalam arti ekonomi harus tetap jalan, pasar juga masih aktif, tapi pembelinya jika tak penting-penting amat tidak keluar. Jadi tidak sunyi banget juga," ujar atlet yang akan berusia 29 tahun pada Juni nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Peraih lima medali emas ASEAN Para Games 2017 ini juga bersyukur banyak pelajaran yang dipetik dari kondisi saat ini. Salah satunya kesempatan kumpul keluarga.

"Ya, bersyukur kita masih diberi cobaan dari Tuhan, bahwa kita hidup bukan siapa-siapa, apa yang Tuhan lakukan bisa dilakukan. Hikmahnya bisa kumpul keluarga, kan jarang bisa lama begini. Belajar disiplin juga karena biasanya di pelatnas selalu diawasi pelatih," kata Jendi.




(mcy/aff)

Hide Ads