Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) masih berharap anggaran pelatnas renang segera cair. Dana itu diperlukan untuk melakoni pelatnas.
Dibandingkan cabor-cabor lainnya, renang termasuk yang terlambat menggelar pelatnas menuju Olimpiade. Selain terkendala pandemi Corona, juga belum dilakukan panandatangan Momerandum of Understanding (MoU) anggaran pelatnas antara Ketua Umum PRSI Anindya Novyan Bakrie dengan Kemenpora.
Kondisi kian sulit karena Kemenpora sampai kini belum memberi kepastian terkait pencairan anggaran. Federasi sebelumnya mengajukan dana pelatnas sekitar Rp 5 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah itu untuk mengakomodasi enam atlet, di antaranya I Gede Siman Sudartawa, Farrel Tangkas Sumbang, AflahFadlan Prawira, Triyadi Fauzi Siddiq, dan Glenn Victor.
"MoU janjinya minggu lalu, sekali lagi karena ini Kemenpora menunda lagi. Kami sudah memberikan proposal sesuai dengan apa yang diminta Kemenpora. Terakhir cek lagi rapat finalisasi. Seharusnya dari Jumat lalu kemudian sampai pekan ini belum," kata Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin E. Rahardjo, kepada pewarta dalam sambungan telepon.
Harlin ngotot anggaran pelatnas renang harus cair karena sudah dikejar persiapan Olimpiade, meskipun tahun ini nyaris seluruh agenda olahraga mengalami penundaan.
"Mudah-mudahan akhir bulan ini sudah tanda tangan MoU. Jika tidak semakin mepet untuk ke Olimpiadenya. Beda kalau SEA Games 2021, kalau pelatnasnya tahun depan masih bisa," tuturnya.
Harlin kemudian menjelaskan Siman dkk. saat ini melakukan latihan di klubnya masing-masing namun dengan menggunakan program dari pelatnas.
"Walaupun program latihan tetap jalan, akan lebih baik jika MoU juga sudah dilakukan. Jadi supaya bisa beriringan," tutupnya.
(mcy/mrp)