Pebalap Indonesia Mario Suryo Aji finis ke-16 di akhir musim FIM CEV Moto3 2020. Dia bertekad untuk bisa tampil lebih baik musim depan.
CEV Moto3 2020 selesai di sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, 31 Oktober-1 November 2020. Mario pada balapan itu menuntaskannya dengan finis 10 besar di dua race, yakni posisi keenam dan ketujuh.
Musim 2020 memang berjalan tidak menyenangkan untuk Mario. Selain karena partisipasinya tertunda karena pandemi virus corona, Mario juga mengalami cedera patah tulang metacarpal tangan kiri di seri Jerez Agustus lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, Mario tidak banyak beraksi musim ini dan baru turun lagi di dua seri terakhir, Aragon dan Jerez. Mario cuma bisa menyudahi musim di posisi ke-16 dengan 23 poin, selisih 173 poin dari Izan Guevara yang jadi juara.
Mario sejatinya tidak boleh kecewa karena hasil di Valencia adalah pencapaian terbaiknya selama musim ini. Kini dia hanya perlu menjaga konsistensi untuk bisa bertarung terus di posisi lima besar setiap balapan.
"Mario terus evaluasi setiap sesinya, mencari tahu harus improvenya di mana, jadi lebih mudah untuk tahu improve di mana dan bertarung untuk top 5 di setiap racenya," ujar Mario dalam sesi jumpa pers virtual dengan media, Selasa (3/11/2020) sore WIB.
Untuk balapan tahun depan, CEV Moto3 masih abu-abu karena menunggu perkembangan pandemi virus corona di Eropa. Dia berharap bisa bebas cedera.
"Targetnya buat balapan di tahun depan, Mario menghindari cedera agar bisa tampil lebih maksimal dan mengendarai motor lebih banyak lap. konsisten setiap racenya," sambung pebalap didikan Astra Honda Racing Team Indonesia itu.
Sementara itu, pelatih Mario sekaligus Junior Rider Talent Team Riders Coach, Diego Lozano, mengaku terkesan dengan performa Mario Suryo Aji.
"Dia pebalap yang cepat di lintasan, breakingnya bagus. Saya sangat suka caranya berjuang hingga akhir balapan. Saya yakin dia bisa berkembang jauh karena masih sangat muda," papar Diego.
(mrp/bay)