Ini Strategi KOI agar Indonesia Bisa Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032

Ini Strategi KOI agar Indonesia Bisa Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032

Mercy Raya - Sport
Kamis, 10 Des 2020 17:25 WIB
Ketua KOI Raja Sapta Oktohari.
KOI Beberkan Strategi Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032 (dok. KOI)
Jakarta -

Persiapan Indonesia menuju bidding tuan rumah Olimpiade 2032 sudah dimulai. Hari ini Komite Olimpiade Indonesia (KOI) disebut akan melakukan komunikasi dengan perwakilan IOC.

Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari yang menyampaikan kabar tersebut usai menghadiri Youth Fun Juggling Competition di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta, Kamis (10/12/2020).

Menurut Okto, ada tiga hal yang akan dilakukan KOI dalam dua bulan ke depan terkait pengajuan tuan rumah multiajang olahraga empat tahunan tersebut. Salah satunya menjalin komunikasi intens baik melalui virtual maupun langsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siang ini kami akan berkomunikasi dengan PIC (Person in Charge) yang ditunjuk Thomas Bach (Presiden International Olympic Committee) melalui Zoom meeting tentang keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032," kata Okto kepada pewarta.

"Lalu 15 Desember ini akan ada NOC Assembly di Oman. Jadi saya bersama delegasi NOC akan berangkat dan ini menjadi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan Olympic Council of Asia (OCA) dan negara-negara NOC di Asia," dia mengungkapkan.

ADVERTISEMENT

"Hal ini juga menuju komunikasi yang kami bangun karena insya Allah kami akan pergi ke headquarter IOC untuk melakukan persentase awal pada pertengahan Januari 2021. Jadi eskalasinya meningkat terus," Okto menegaskan.

Melalui upaya-upaya tersebut, bos Mahkota Promotion ini, optimistis jalan Indonesia menjadi host penyelenggaraan multievent terbesar sejagat raya bakal mulus. Penetapan tuan rumah multiolahraga itu akan diputuskan tiga sampai empat tahun lagi, atau pada Olimpiade Prancis 2024.

"Kita tahu ada negara lain yang lebih awal dari kami seperti Brisbane, Australia. Tapi kita terus meyakini bahwa ini legacy yang akan dibangun. Jadi bukan hanya Indonesia, tapi Asia Tenggara karena akan jadi olimpiade dan paralimpiade pertama di Asia Tenggara," ujarnya.

"Saya harus optimistis. Jadi komunikasi terus intensif dan kami ada perwakilan di London, dia yang komunikasi aktif dengan IOC."

(mcy/aff)

Hide Ads