Pelatih Asing Renang Menuju Kualifikasi Olimpiade Tunggu MoU

Pelatih Asing Renang Menuju Kualifikasi Olimpiade Tunggu MoU

Mercy Raya - Sport
Senin, 15 Feb 2021 17:15 WIB
Pelatnas Renang jelang Asian Games 2018
Pelatnas renang untuk Kualifikasi Olimpiade 2020 terganjal MoU untuk datangkan pelatih asing. (Foto: detikcom/Agung Pambudhy)
Jakarta -

Cabor renang akan mendatangkan pelatih asing Australia, Michael Piper, untuk persiapan kualifikasi Olimpiade. Tapi mereka terganjal penandatanganan MoU.

Michael merupakan pelatih asal Australia yang memiliki pengalaman sip. Ia merupakan pengajar renang berlisensi platinum di Australia dengan 30 tahun pengalaman internasional. Termasuk melatih juara dunia dan Olimpiade. Atas dasar itu pula, renang tertarik untuk merekrutnya.

"Kebetulan kemarin ada koneksi dengan manajer kami Pak Wisnu (Wardana) kemudian ditawarkan mau bantu Indonesia tidak dan setuju,," kata Albert kepada detikSport, Senin (16/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Albert, Piper seharusnya sudah datang sejak awal Februari lalu. Akan tetapi, PRSI masih menunggu Kemenpora untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait pelatih asing tersebut.

"Pelatih asing ini tak bisa datang kalau kami belum MoU (tanda tangan Momerandum of Understanding). Ya, kami berharap 1 Maret paling lama. Soalnya waktu terus berjalan, sedangkan kita sebetulnya sedikit banyak sudah mengikuti arahan beliau untuk programnya. Kalau tahu-tahu tidak jadi dan Michael kecewa kita harus ulang lagi dari awal lagi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Eks perenang nasional ini mengatakan hal itu dilakukan agar ketika Piper datang Siman Sudartawa dkk tak keteteran dalam mengadopsi program yang diberikan nanti.

"Seperti program-program intinya, jumlah latihan yang diberikan, volume latihan berapa kali perminggunya sudah diarahkan. Tapi kami masih ada variasi sendiri juga," kata Albert soal program apa yang sudah diadopsi.

"Kalau Michael Piper kan semakin sering nyentuh air semakin bagus. Kalau saya tidak. Kalau untuk sprinter jika bisa latihan satu kali mencapai jumlah 6 km, ya cukup. Soalnya atlet lombanya 50 meter dan 100 meter. Kalau Michael itu bisa dibagi dua, pagi tiap 3 km, sore sama, tapi sering menyentuh air supaya feeling waternya lebih baik."

"Memang masing-masing pelatih punya karakter dan pengalaman jado itu yang akan kami coba sesuaikan. Tapi saya juga tak berani mengubah total atau mengadopsi penuh program mereka takutnya enggak jadi, kita berantakan. Jadi kita tetap menyesuaikan dengan gaya kita tapi pelan-pelan program dia juga kita masukkan," ungkapnya.

"Ya kita masih tetap menunggu karena awalnya dijanjikan akhir Januari lalu. Jadi 1 Februari ada pemanggilan, tapi tak hanya cabor renang saja sih. Mereka (PPON) tak memberikan suatu alasan jelas cuma tunggu saja, tapi tak tahu kapan," kata pelatih kelahiran Surabaya ini.

"Kami dari pelaku atau pembina ini kepingin secepat mungkin ya karena kita harus ada pemanggilan, adaptasi. Mau pelatih dunia sekalipun (tak bisa). Tak bisa ujug-ujug dari program saya langsung berubah dengan pelatih baru. Butuh penyesuaian lah jadi saat si atlet juga tak kaget."

Sementara itu, Deputi IV bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Candra Bhakti, ketika dikonfirmasi mengenai kendala pelatnas renang mengaku tengah berada di Medan. "Sebentar, masih di Medan, Komisi X," kata Candra dihubungi terpisah.




(cas/cas)

Hide Ads