Cerita Sean Gelael di Abu Dhabi, Kram Kaki-Perut Usai Balapan 3 Jam

Cerita Sean Gelael di Abu Dhabi, Kram Kaki-Perut Usai Balapan 3 Jam

Yudistira Imandiar - Sport
Sabtu, 27 Feb 2021 18:07 WIB
Pembalap muda Indonesia, Sean Gelael  bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo
Sean Gelael bertemu Ketua IMI Bambang Soesatyo (Yudistira Imandiar/detikcom)
Jakarta -

Pembalap muda Indonesia, Sean Gelael, memborong kemenangan dua seri terakhir kejuaraan balap ketahanan Le Mans Series di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi pekan lalu. Sean berpasangan dengan Tom Blomqvist di bawah payung tim Jota Sport.

Balapan ketahanan 4 jam seri ketiga dan keempat Asian Le Mans Series digelar dalam dua hari berturut-turut, Jumat dan Sabtu (19-20/2). Mepetnya waktu istirahat semakin menguras stamina para pembalap.

Sean mendapatkan tantangan lebih berat. Sebab, Tom belum benar-benar fit dari cedera sehingga hanya bisa mengikuti sekitar 1 jam balapan dari total 90 menit jatah yang didapatkannya. Sean pun harus menjalani lebih dari tiga jam balapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu di Abu Dhabi driving time Tom (hanya) bisa 50 menit, kalau kita mau dia (balap) lagi itu harus pit stop lagi, agak tidak masuk akal. Maka di Abu Dhabi itu opsinya saya harus nyupir lebih banyak tiga jam lebih. Sebenarnya belum ada plan untuk nyupir 3 jam lebih di satu (balapan)," cerita Sean.

Pembalap berusia 24 tahun itu mengisahkan dua balapan di Yas Marina terasa cukup menyiksa. Dalam dua hari itu ia harus bertempur 3 jam lebih di balik kemudi. Sean mengungkapkan balapan terasa sangat panjang baginya.

ADVERTISEMENT

"Lumayan lama untuk menghabiskan satu jam lagi (sisa waktu). Ditambah lagi Abu Dhabi lumayan panas," ungkapnya.

Ditambah lagi, konstruksi jok mobil yang dikendarai tidak begitu pas untuk Sean. Hal itu terjadi lantaran Sean tidak bisa membuat jok di tempat yang biasa bekerja sama dengannya, akibat pembatasan bepergian ke luar negeri.

"Pas saya bikin bangkunya itu bukan sama yang ahli bangkunya, karena ada travel restriction jadi belum prima lah bangkunya. Bnagkunya kan harus hold badannya, jadi lumayan pegel-pegel," ungkapnya.

Akumulasi kondisi yang tak begitu menguntungkan itu membuat Sean merasa kram di beberapa bagian tubuhnya saat keluar mobil.

"Jujur kramnya di mana-mana, perut kram, kaki kram, terus ada benjol di bagian belakang (bokong)," kata Sean sambil terkekeh.

Sean mengungkapkan di balapan kedua ia terbantu oleh strategi pit stop yang diterapkan tim Jota Sport. Ia punya sedikit lebih banyak waktu untuk menarik napas dan memulihkan stamina.

"Di hari kedua saya tetap balap 3 jam. Tapi kita ganti strategi, harus dibagi waktunya. Saya nyetir 2 jam, habis itu Tom nyetir sekitar 50 menit habis itu aku nyetir lagi sekitar 1 jam 10 menit. Dengan kita keluar (istirahat) dihidrasi lagi, istirahat dan lain-lain, ya balik fresh lagi lah," terang Sean.

Usai melewati perjuangan berat itu Sean bersyukur bisa mempersembahkan dua kemenangan untuk Indonesia. Selain menguji kekuatan fisiknya, balapan itu menjadi pembuktian kecerdasan Sean dalam mengelola konsumsi bahan bakar, keausan ban, dan kecepatan.

Kemenangan Sean itu disambut suka cita oleh keluarga besar Ikatan Motor Indonesia (IMI). Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo menyanjung Sean yang mampu memberikan kebanggaan bagi Indonesia.

Bamsoet yang juga menjabat Ketua MPR RI berharap Sean penampilan cemerlang Sean bisa berlanjut di ajang balap ketahanan dunia, World Endurance Championship (WEC) yang akan bergulir mulai April 2021.

"Kemenangan Sean ini membawa harapan besar bagi kita agar Sean mempersiapkan diri pada jenjang yang lebih berat lagi ke depannya di FIA WEC di Portugal pada bulan April mendatang," ungkapnya.

Bamsoet berharap para pembalap muda dapat meneladani perjuangan Sean untuk tampil gemilang di level internasional. Dikatakannya Indonesia harus mengembangkan bibit-bibit pembalap muda agar dapat berkiprah di ajang internasional.

"Dan ini juga (kemenangan Sean) harapan saya memberikan inspirasi bagi anak-anak muda kita untuk terus mengejar prestasi agar lebih banyak lagi (pembalap seperti) Sean yang lahir di Indonesia. Sekarang ini tidak banyak pembalap roda empat atau mobil yang kita miliki. Tinggal Sean sekarang, yang lainnya rata-rata sudah meninggalkan dunia balap," ungkap Bamsoet.




(akn/ega)

Hide Ads