Pevoli Amalia Fajrina Nabila mengungkapkan sikap Aprilia Manganang selama berstatus atlet voli putri. Aprilia disebutnya kerap membatasi diri dengan yang lain.
Nama Aprilia Manganang ramai diperbincangkan setelah TNI AD mendeklarasikan statusnya sebagai laki-laki. Pernyataan itu pun mengundang banyak tanya mengingat selama ini Aprilia dikenal sebagai perempuan, baik di ajang internasional seperti SEA Games maupun kompetisi nasional Proliga.
Lantas seperti apa sebenarnya sikap Aprilia Manganang selama di hadapan rekan-rekannya selama menjadi atlet putri? Rekannya sesama pemain voli, Amalia Fajrina Nabila, memberikan gambarannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kak April (Aprilia Manganang) sebagai person, walau dia lebih tua dari saya di proliga maupun pelatnas, attitude-nya bagus dan baik. Beberapa kali saya sebagai kapten, tapi dia cukup menghargai saya, walau dia lebih tua," kata Amalia kepada detikSport, Selasa (9/3/2021).
"Sikapnya (yang lain) kepada kami yang saya rasakan dari kak April, dia membatasi ruang gerak bareng-bareng sama kami. Kayak misalnya saat mau latihan dia pasti sudah siap duluan. Lalu mandi enggak bareng, walau kita sama-sama di mess," sambungnya.
"Tapi ada beberapa momen ada ganti baju bareng. Karena kalau tanding di luar negeri kan berbeda ya. Momen-momennya bersama terus. Tapi lebih sering dia sudah siap lebih dulu," dia menjelaskan.
Menurut Alya, panggilan karib Amalia Fajrina Nabila, selama ini ia dan atlet lainnya menerima kehadiran Aprilia dengan baik-baik saja. Toh, selama ini PB PBVSI juga sudah menetapkan Aprilia Manganang sebagai anggota tim putri.
"Kalau PB sudah menetapkan dia bisa main di tim putri, kita bisa apa? Kita mau protes ya bagaimana. Kita saling menghargai saja sebagai manusia. Masa kita protes, sementara PB (sudah) bertanggung jawab di luar negeri karena dokumennya pasti ada. Jadi kalau saya pribadi sih lebih ke saling menghargai saja," ujarnya.
Sehubungan dengan TNI AD yang mengumumkan status Aprilia Manganang sebagai laki-laki, Amalia mengaku tak terlalu terkejut. Sebab, jauh sebelum isu ini viral, perdebatan identitas Manganang sudah terjadi sejak delapan tahun lalu.
"Kaget pasti kaget. Cuma saya sih melihatnya memang tinggal menunggu momen saja. Soalnya masalah ini bukan setahun-dua tahun, malah sejak 2013. Waktu itu, dia tak jadi berangkat padahal sudah ada di Pelatnas," dia menjelaskan.
"Dan kami sebagai atlet tak pernah dikasih tahu sebenarnya aslinya ada apa. Hasil tesnya seperti apa, enggak diberitahu secara terbuka. Cuma memang dari situ di setiap kompetisi selalu menjadi bahan perdebatan. Jadi lama-lama kalau kita yang sudah di pelatanas karena enggak ada ujungnya dan tak ada tindakan tegas dari PB soal status Aprilia ya bagaimana."
"Dengan adanya berita ini sudah harusnya ke ranah PBVSI sebagai pengurus pusat. Pertanggungjawaban PB kepada soal kak April bisa main di kancah internasional seperti dokumen kesehatan dia dan sebagainya, itu balik lagi ke PB (yang bisa menjawab)," Amalia menegaskan.
(mcy/raw)