Pelaksanaan defile atlet di Olimpiade Tokyo 2020 diprediksi tak semeriah mutievent biasanya. Sebab, tuan rumah membatasi jumlahnya.
Hal itu diungkapkan Chef de Mission Indonesia Rosan P. Roeslani. Menurutnya, pembatasan itu dilakukan karena aturan dari Jepang terkait protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
Sebelumnya, Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo (TOCOG) juga telah mengeluarkan larangan bagi penonton dari luar Jepang untuk menghadiri langsung pesta olahraga empat tahunan paling bergengsi sedunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang mengingat kondisi saat ini, tuan rumah jadi membatasi rombongan kontingen di pembukaan, termasuk saat defile atlet hanya untuk empat sampai lima orang saja yang bisa tampil tiap kontingen," kata Rosan kepada detikSport, Rabu (28/4/2021).
Jumlah itu terdiri dari pembawa bendera, pakai kostum satu, CdM, kemudian satu atlet putra dan satu atlet putri. Jadi sangat dibatasi karena protokol kesehatan juga ya, jadi agak berbeda lah," ujarnya.
Kendati sudah diketahui jumlahnya, sosok yang ditunjuk sebagai pembawa bendera saat parade atlet masih misteri. Padahal upacara pembukaan Olimpiade 2020 akan berlangsung 23 Juli mendatang.
"Belum (kami tentukan) termasuk siapa-siapa saja yang ikut defile nanti. Kami akan bicarakan ini dengan KOI (Komite Olimpiade Indonesia). Tapi yang jelas atlet yang dipilih bukan yang akan bertanding di keesokan harinya. Soalnya kasian," dia menjelaskan.
"Jadi kami pilih yang jadwal tandingnya tidak terlalu mepet. Nah, ini yang sedang kami bicarakan sebaiknya siapa," tambahnya.
Sehubungan itu, Rosan juga terus memastikan persiapan dan kesehatan atlet proyeksi Olimpiade lancar hingga hari pelaksanaan pertandingan. Mutliajang olahraga terbesar sejagat itu dihelat 23 Juli sampai 8 Agustus. Ia akan memantau secara langsung ke tempat latihan atlet. Seperti yang dilakukannya bersama KOI mengunjungi Kevin Sanjaya dkk di Pelatnas PBSI, Cipayung, baru-baru ini.
"Tentunya kami juga akan terus berkoordinasi dengan KOI dan mulai memantau ke cabor-cabor yang memang secara kualifikasi Olimpiade lolos. Kemarin kita datang ke bulutangkis, untuk berbicara dengan pengurus dan atlet terkait kesiapannya," kata Rosan, yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) ini.
"Terutama yang kami perhatikan protokol kesehatannya. Jangan sampai saat mau tanding mental dan fisiknya sudah bagus, tapi malah positif COVID-19. Jadi kami tekankan sekali soal protokol kesehatannya harus baik dan benar, serta perlu ekstra hati-hati," imbaunya.
Simak video 'Melihat Pawai Obor Olimpiade Tokyo 2021 di Tengah Pandemi':