Sekolah berkuda, mungkin terdengar asing bagi masyarakat Karawang, Jawa Barat. Satya Panggayuh Arini Stable menghadirkannya di sana.
Satya Panggayuh Arini Stable, bisa dibilang pelopor sekolah berkuda di Karawang, yang memiliki kuda berstandar Kuda Pacu Indonesia (KPI).
"Satya Panggayuh Arini Stable ini, bisa dikatakan sekolah berkuda pertama di Karawang, yang kuda-kudanya itu berstandar KPI," kata pemilik sekolah berkuda, Haji Beeng Suherman (56), saat diwawancarai di lokasi, di Kampung Bengle, Desa Pancakarya, Kecamatan Tempuran, Karawang, Minggu (2/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengisahkan, sekolah berkuda yang digagasnya baru berumur satu tahun, dan baru berkembang di bulan ini.
"Bulan Februari tahun 2020 pas pertama kali kami buka, tiba-tiba Corona datang, dan sekolah berkuda kami yang baru hadir, langsung tutup sampai kemudian, 5 bulan kemudian, kembali buka, namun belum seramai saat ini," kata Haji Beeng panggilan akrabnya.
Lanjutnya, ide membuka sekolah berkuda hanya karena hobi memiliki kuda.
"Awalnya cuma senang bisa punya kuda, akhirnya saya beli ke Bandung," katanya.
Saat pertama punya kuda, ia sempat lima kali terjatuh saat membawa kuda dari Karawang kota ke kampungnya, di Bengle.
"Jadi saya beli kuda dari Bandung, nah saya sengaja minta untuk diturunkan di kota, dengan niat ingin bisa berkuda, saya naik kuda dari Karawang kota, ke rumah di Bengle, itu jatuh sampai 5 kali," tuturnya.
Sesampainya di rumah, ia merasa bahagia memiliki kuda, dan tahun berikutnya ia membeli lagi 3 kuda sekaligus.
"Jadi setahun kemudian saya beli 3 lagi, jadi punya 4," terangnya.
Dari 4 kuda itu, lahir 5 kuda dari hasil perkawinan kuda yang awal dia miliki. Namun, tidak lama kemudian, kuda-kuda yang dimiliki mati, karena terserang penyakit.
"Jadi dulu itu sering mati kudanya, karena saya belum paham banget masalah kuda," katanya.
Dari banyaknya kuda yang mati, ia lalu berpikir untuk mendatangkan tim khusus untuk merawat kuda, yang didatangkan dari Bandung.
"Jadi akhirnya saya hadirkan tim khusus untuk merawat kuda, dari Bandung," ujarnya.
"Jadi harga kuda itu lumayan cukup mahal, dari yang biasa itu Rp 30 juta sampai standar KPI itu sekitar Rp 700 juta."
"Jadi saya berpikir harus berkembang, akhirnya saya buka sekolah berkuda," tandasnyakata Beeng.
Saat detikcom mencoba menikmati berkuda, Mang Aden, pelatih kuda, mengatakan untuk harga perjam itu mulai Rp 160 ribu.
"Jadi paket perjam itu Rp 160 ribu, sekitar 45 menit untuk waktu berkudanya," katanya.
"Jadi Sabtu Minggu untuk paket sekolah berkuda, hingga mahir, 10 kali pertemuan, itu 1 juta 6 ratus ribu," ungkapnya.
Dalam pelatihan, para peserta atau pengunjung, akan ditempatkan di trek satu, khusus untuk pemula. Sedangkan, untuk yang memiliki kemampuan pacu, itu di trek pacu.
"Jadi kami punya dua trek, yang satu itu ukuran luasnya seperti lapangan futsal, khusus pemula, dan trek kedua itu trek pacuan kuda seperti standarnya," jelasnya.
"Yang latihan kebanyakan dari luar Karawang, ada dari Banten, Jakarta, Tangerang, Bogor, Subang, dan Bekasi," ungkapnya.
Terkait tahapan berkuda, ada proses jalan biasa, kemudian lari kecil, dan lari cepat atau sprint.
"Bagi pemula, kebanyakan kaget atau takut menunggangi kuda, tapi dengan cara yang benar, saat mengarahkan jalan kudanya pasti akan ketagihan," katanya
Menurutnya, perbedaan kuda delman, dan kuda standar KPI itu, dilihat dari postur, jenis, dan harga tentunya.
"Jadi kalau KPI itu tingginya sampai di atas 140 cm, dan harganya bisa ratusan juta," pungkasnya.
Salah satu peserta didik, Vincen dari Jakarta menuturkan bahwa sekolah berkuda di Karawang ini terbilang murah.
"Saya ke sini, karena harganya murah mas, dibanding stable di kota-kota lain, dan kudanya juga sudah KPI," tuturnya.
Saat ini, sekolah berkuda ini, memiliki 9 kuda yang standar KPI, dan 5 pelatih dari Bandung, dan Bogor.