Liga Berkuda 2021 tidak bisa akan dihelat enam seri seperti biasanya. Pemangkasan dilakukan karena waktunya mepet dengan Kejuaraan Dunia Berkuda 2021.
Hal itu diungkapkan Co-founders Equestrian Champions League Adinda Yuanita yang juga Sekretaris Jenderal PB Pordasi, usai menutup Equestrian Championship League (ECL) 2020, Sabtu (28/11/2020).
Menurutnya, sejak sebulan lalu timnya telah melakukan rapat dengan event organizer equestrian terkait persiapan liga berkuda musim depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ECL 2021 seri 1 rencananya dimulai Maret mendatang. Tapi karena kami juga akan menjadi tuan rumah Final FEI Jumping World Challenge di tahun yang sama, maka kami memutuskan hanya menggelar lima seri dari yang semula enam seri," kata Adinda kepada pewarta.
Final FEI Jumping World Challenge sendiri akan berlangsung di pertengahan September. Jika Liga Berkuda 2021 dipaksakan tetap enam seri, maka akan mepet waktunya. Lebih lanjut, Pordasi telah menetapkan Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP) sebagai venue ajang Kejuaraan Dunia Equestrian 2021.
"Tapi nantinya akan ada delegasi Federasi Equestrian Internasional (FEI) yang akan datang sebelum hari H dan mungkin ada beberapa penyesuaian juga. Sebab, ini single event ya beda dengan saat Asian Games 2018 kemarin."
Sejauh ini, menurut Adinda, sudah ada dua atlet berkuda yang lolos di ajang tersebut salah satunya Dirga Saputra. "Tapi saat challenge kudanya akan diundi kembali. Jadi belum Dirga akan menggunakan pasangan kuda yang mana."
Menyoal wild card, ia tak bisa memastikan karena Final FEI Jumping World Challenge merupakan agenda rutin dan sistemnya sudah ada, sehingga tidak bisa lebih dari dua peserta.
"Tapi kadang-kadang kalau sudah waktunya ada fleksibilitas, sebagai tuan rumah. Ya, kita doakan Indonesia dapat wildcard jadi bisa mendapat kesempatan besar untuk menang," tutup Adinda.