Ada usulan pemberian kondom gratis di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua. Tapi signifikansinya dipertanyakan buat para atlet.
Hal itu ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal KONI Pusat Ade Lukman, merespons adanya rencana penyediaan alat kontrasepsi/kondom gratis dalam penyelengaraan PON Papua pada 2-15 Oktober mendatang.
Ade meyakini, atlet-atlet Indonesia yang tampil di PON Papua tidak akan memerlukan hal tersebut. Maka rencana membagikan kondom gratis pun tidaklah tepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya rasa tidak tepat di Indonesia karena baik budaya dan kebiasaan kita lain dengan di luar. Kalau di Olimpiade London 2012 memang ada, tapi kalau di Indonesia tidak dibutuhkan seperti itu," kata Ade kepada detikSport, Sabtu (26/6/2021).
"Atlet-atlet kita tidak seperti di luar. Apalagi ini tidak disatukan dalam satu atlet village, pisah-pisah. Menurut saya seperti itu."
Pengadaan alat kontrasepsi atau kondom bagi para atlet yang menginap di sejumlah penginapan selama pelaksanaan PON muncul atas permintaan pemerintah Kota Jayapura, Provinsi Jayapura. Usulan itu bahkan sudah dibahas sejak tahun lalu oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura. Penyediaan kondom gratis itu disebut bertujuan untuk mencegah penyakit menular, termasuk HIV/AIDS.
Menurut Ade, sekadar usul adalah hal yang wajar. Tapi sekali lagi kondom gratis di PON Papua tetap dianggapnya tidak tepat, terlebih dalam situasi pandemi.
"Silakan saja. Wajar-wajar saja usulan itu, tapi menurut saya tidak terlalu diperlukan," ucap Ade.
"Apalagi di tengah pandemi COVID-19, kan ada social distancing. Kalau dari Pemkotnya berkeras? Silakan saja. Itu kan kewenangan dari masing-masing daerah yang dipimpinnya."
Ia juga menyarankan agar segala hal yang menyangkut teknis pelaksanaan PON dikoordinasikan dengan Panitia Pengawas dan Pengarah, termasuk kesehatan. Sejauh ini, ia mengaku belum menerima laporan atau usulan penyediaan kondom selama PON Papua.
"Jadi kalau ini terkait masalah kesehatan, mungkin ada baiknya dikoordinasikan dengan Panwasrah, atau dengan Dinkes setempat, karena kita lebih concern dengan COVID-19 dan malaria di Papua. Panwasrah itu isinya dari KONI, banyak para ahlinya, kalau kesehatan banyak dokter-dokter kita yang memegang untuk kesehatan," kata Ade.
(mcy/krs)