Cerita Eko Yuli Irawan Ketatnya Protokol Kesehatan Olimpiade

Cerita Eko Yuli Irawan Ketatnya Protokol Kesehatan Olimpiade

Mercy Raya - Sport
Senin, 19 Jul 2021 22:40 WIB
Eko Yuli Irawan menyegel medali emas dari angkat besi di kelas 61 kg putra SEA Games 2019 Filipina, Senin (2/12).
Eko Yuli Irawan bercerita ketatnya protokol kesehatan di Olimpiade Tokyo 2020. (Foto: detikcom/Grandyos Zafna)
Jakarta -

Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan bercerita soal ketatnya protokol kesehatan di Tokyo, Jepang, saat Olimpiade 2020. Apapun serba dibedakan.

Eko, bersama 12 atlet dari kontingen Indonesia, tiba di Tokyo, Minggu (18/7/2021). Peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 itu akan tampil di Olimpiade mulai 23 Juli-8 Agustus.

Sebab, Olimpiade Tokyo 2020 berjalan di tengah wabah COVID-19, tuan rumah pun menerapkan sejumlah aturan ketat bagi atlet, pelatih, ofisial negara peserta untuk menghindari klaster baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi itu pun turut dirasakan Eko setibanya mereka di Negeri Matahari Terbit, baik itu di bandara maupun perkampungan atlet, tempat atlet menginap.

"Kami langsung menjalani tes Saliva (air liur) setibanya di bandara. Di sana pun untuk line (jalur kedatangan) dan ruang tunggu juga dibedakan," ungkap Eko dalam jumpa pers peluncuran logo, Senin (19/7/2021) melalui virtual.

ADVERTISEMENT

"Sesampainya di wisma atlet memang tidak ada tes (Saliva) lagi. Tapi hari ini (Senin) sampai pukul 6 sore, harus mengumpulkan sampel Saliva tadi dan akan dilakukan setiap hari," ungkapnya.

"Sedangkan untuk protokol kesehatan yang lain seperti suhu badan dan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) tetap dilaksanakan. Prokesnya benar-benar harus dijaga ketat."

Eko sendiri telah menjajal tempat latihan angkat besi, Senin (19/7) pagi, bersama tiga lifter lainnya. Sejauh ini tidak ada masalah yang berarti. Hanya untuk strategi perlombaan Olimpiade Tokyo 2020, lifter berusia 31 tahun akan berdiskusi lagi dengan pelatihnya.

Lebih lanjut, Eko mengungkapkan rasa syukurnya bisa mendapat kesempatan lagi tampil di multievent terbsar di dunia ini.

"Alhamdullilah senang banget karena ini suatu kebanggaan bagi para atlet dan ini multievent terbesar di dunia yang didambakan semua atlet. Saya dapat berapa kali ikut Olimpiade sangat senang banget," ujarnya.

Eko tercatat sudah tiga kali menyumbangkan medali di Olimpiade. Pertama kali di Beijing 2008, ia meraih medali perunggu. Medali yang sama ditorehkan pada empat tahun berikutnya di London. Kemudian Eko meraih medali perak saat tampil di Rio de Janeiro 2016.

"Minta doanya," harap Eko yang akan tampil di kelas 61 kg di Olimpiade nanti.




(mcy/cas)

Hide Ads