Tidak tertutup kemungkinan Olimpiade Tokyo 2020 dibatalkan pelaksanaannya, akibat terus bertambahnya kasus positif COVID-19, walaupun ajang itu tinggal berjarak dalam hitungan hari.
Olimpiade 2020, yang tetap mengusung nama itu setelah penyelenggaraannya pada tahun lalu kena tunda akibat terimbas pandemi, dijadwalkan berlangsung pada 23 Juli-8 Agustus 2021.
Saat ini aktivitas para atlet yang akan turun bertanding di pesta olahraga multicabang sedunia itu pun terus menggeliat. Tapi hal ini juga dibarengi terus bertambahnya kasus positif COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merangkum Sky Sports dan Reuters, panitia setempat mengonfirmasi adanya 67 kasus positif COVID-19 di antara para pemegang akreditasi Olimpiade Tokyo 2020. Angka itu muncul dalam kurun waktu 1-20 Juli.
Ditambahkan, dalam kurun waktu 24 jam terakhir saja sudah ada tambahan sembilan kasus positif COVID-19. Itu terjadi pada saat Olimpiade Tokyo 2020 sebenarnya sudah menerapkan sistem 'bubble'.
Menanggapi hal tersebut, dalam jumpa pers pada hari Selasa (20/7) ini, Toshiro Muto selaku CEO Olimpiade Tokyo 2020 mendapat pertanyaan apakah pesta olahraga ini bisa dibatalkan di menit-menit akhir. Sky Sports dan Reuters menyebut Muto sama sekali tidak menutup kemungkinan tersebut.
"Kami tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan angka kasus virus corona. Jadi kami akan terus melanjutkan pembahasan andaikata ada lonjakan kasus," kata Muto.
"Terkait dengan situasi virus Corona, kami sebelumnya sudah sepakat akan kembali melakukan pembahasan dengan banyak pihak. Pada saat ini, kasus virus Corona masih bisa bertambah atau menurun, jadi kami akan berpikir mengenai apa yang semestinya kami lakukan ketika situasi itu muncul nantinya."
Selain sudah menerapkan sistem 'bubble' dan standar protokol kesehatan lain, Olimpiade Tokyo 2020 juga sudah berusaha merancang antisipasi lanjutan dengan menggelar perlombaan di venue kosong tanpa penonton demi meminimalisir potensi penularan COVID-19.
(krs/aff)