Kisah Haru Rahmat Erwin Tuntaskan Mimpi sang Ayah di Olimpiade

Kisah Haru Rahmat Erwin Tuntaskan Mimpi sang Ayah di Olimpiade

Mercy Raya - Sport
Rabu, 28 Jul 2021 22:10 WIB
Tokyo -

Rahmat Erwin Abdullah gembira bukan main usai meraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020. Sebab, catatan manis itu turut menggenapi mimpi sang ayah.

Rahmat menjadi salah satu wakil Indonesia yang menjalani debutannya di Olimpiade kali ini. Ia tampil di kelas 73 kg angkat besi dengan berada di Grup B pada Rabu (28/7/2021).

Di grup tersebut, Rahmat berhasil menempati peringkat pertama usai membukukan angkatan total 342 kg. Padahal, ia sempat mengalami cedera paha belakang saat melakukan pemanasan menjelang angkatan clean and jerk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, perjuangan Rahmat terbayar lunas. Bahkan, ia mempertajam rekor angkatan terbaiknya. Sebelumnya, Rahmat memiliki angkatan snatch terbaik 148kg dan clean&jerk 187kg. Dengan penambahan beban 7kg di kedua jenis angkatan itu. Total Angkatan Rahmat yang tadinya 335kg naik menjadi 342kg.

Tapi, hasil itu belum bisa memastikan ia bakal meraih medali karena menunggu hasil Grup A. Sampai kemudian, penantiannya terbayar. Ia berhasil menempati peringkat tiga dan memastikan medali perunggu.

ADVERTISEMENT

Kian istimewa, Rahmat Erwin Abdullah tak sekadar menggenapi ambisi pribadi, ia juga turut menggenapi mimpi sang ayah yakni Erwin Abdullah.

TOKYO, JAPAN - JULY 28:  Bronze medalist Rahmat Erwin Abdullah of Team Indonesia poses with the bronze medal during the medal ceremony for the Weightlifting - Men's 73kg Group A on day five of the Tokyo Olympic Games at Tokyo International Forum on July 28, 2021 in Tokyo, Japan. (Photo by Chris Graythen/Getty Images)Rahmat Erwin Abdullah berpose dengan medali perunggu Olimpiade-nya (Getty Images/Chris Graythen)

Sang ayah yang kini menjadi pelatihnya dan turut mendampingi Rahmat di Olimpiade Tokyo pernah memiliki kesempatan tampil di Olimpiade 2004 Athena. Namun, mimpi itu harus dikubur karena meskipun ia telah lolos kualifikasi tetapi dokter tim mengizinkannya tampil karena tengah menderita cedera punggung.

"Saya masih ingat terus kata-kata bapak. 'Mat, kamu mau rasain yang pernah bapak rasain di Olimpiade. Soalnya, bapak belum sempat bertanding.' Itu selalu diulang terus sama bapak akhir-akhir ini," cerita Rahmat dalam keterangan tertulisnya.

"Saat itu, aku bilang gini. Aku mau rasain yang nggak pernah bapak alami yakni bertanding di Olimpiade. Kini, saya tak cuma melakukannya di Olimpiade 2020 Tokyo, tetapi juga pulang membawa medali," kata Rahmat.

Ayah Rahmat, Erwin Abdullah, merupakan mantan lifter nasional. Ia sudah mendapatkan tiket Olimpiade Athena, tetapi tidak bisa bertanding karena cedera tulang punggung bagian belakang.

"Ayah tidak bisa bertanding di Olimpiade 2004 Athena karena waktu itu badannya sedikit tidak enak dan diperiksa dokter lalu dilarang bertanding," jelasnya.

Rahmat Erwin Abdullah terinspirasi menjadi lifter angkat besi karena termotivasi kedua orang tuanya yang juga lifter nasional. Dia selalu mendengar cerita sang ayah Erwin Adullah dan ibunya, Ami AB, saat tampil di berbagai kejuaraan internasional.

"Saya dan istri memang suka bercerita kepada Rahmat tentang perjalanan kami berdua saat menjadi atlet. Tampil di berbagai event internasional di luar negeri. Ya, itu yang menjadi inspirasi Rahmat untuk menjadi lifter angkat besi," kata Erwin Abdullah yang menjadi pelatih Tim Angkat Besi Indonesia beberapa waktu lalu.

TOKYO, JAPAN - JULY 28:  Bronze medalist Rahmat Erwin Abdullah of Team Indonesia poses with the bronze medal during the medal ceremony for the Weightlifting - Men's 73kg Group A on day five of the Tokyo Olympic Games at Tokyo International Forum on July 28, 2021 in Tokyo, Japan. (Photo by Chris Graythen/Getty Images)Aksi Rahmat di Olimpiade Tokyo (Getty Images/Chris Graythen)
(mcy/aff)

Hide Ads