Peringkat Indonesia Turun di Olimpiade, tapi Atlet Mudanya Top

Peringkat Indonesia Turun di Olimpiade, tapi Atlet Mudanya Top

Mercy Raya - Sport
Selasa, 10 Agu 2021 12:07 WIB
Sabtu, 24 Juli 2021. NOC - TO2020 - PHO - Day 4 - Medali Perunggu dari Windy Cantika Aisah cabang Angkat Besi kelas 49kg di Tokyo International Forum, Tokyo - Jepang
Peringkat Indonesia Turun di Olimpiade, tapi Atlet Mudanya Top (dok KOI)
Jakarta -

Chef de Mission Olimpiade Rosan P Roeslani mengakui peringkat Indonesia turun dari Olimpiade sebelumnya. Tapi, kejutan dari atlet muda patut diapresiasi!

Indonesia membawa pulang lima medali, yakni 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu dari Olimpiade Tokyo 2020. Dengan hasil ini, Merah Putih menempati urutan 55 dari 86 peserta. Sementara pada penyelenggaraan Olimpiade sebelumnya di Rio de Janeiro, Indonesia berada di ranking 46 dengan koleksi 1 emas dan 2 perak.

"Peringkat memang turun, tetapi di sisi lain ada faktor positif yang mengejutkan," kata Rosan, dalam keterangan tertulisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rosan menjelaskan, mayoritas peraih medali merupakan buah regenerasi. Peraih medali emas Olimpiade Tokyo merupakan duet pemain senior-junior, Greysia Polii(33 tahun)/Apriyani Rahayu (23). Peraih perunggu dari cabang olahraga angkat besi, yaitu Windy Cantika Aisah baru berusia 19 tahun dan Rahmat Erwin Abdullah berusia 20 tahun.

Di samping peraih medali, kata Rosan, banyak pula atlet muda Indonesia yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo. Sebut saja, atlet rowing Mutiara Rahma Putri dan pemanah Arif Dwi Pangestu yang masih berusia 17 tahun serta Bagas Prastyadi (atlet panahan-19 tahun), Azzara Permatahani (renang-19), Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba (menembak-20), Gregoria Mariska Tunjung (bulu tangkis-21), dan Rio Waida (surfing-21).

ADVERTISEMENT

"Artinya ada atlet-atlet yang bisa dikembangkan dan menjadi tumpuan. Apalagi Olimpiade 2024 Paris tersisa tiga tahun dan beberapa cabor juga sudah marak menyelenggarakan kualifikasi pada akhir tahun. Untuk itu, Federasi Nasional sudah harus memikirkan atlet muda ini agar bisa lolos sehingga jumlah atlet yang lolos ke Olimpiade Paris bisa bertambah," kata ujarnya.

Atlet angkat besi, Rahmat Erwin Abdullah berhasil meraih perunggu di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Rahmat membukukan angkatan total 342kg.Atlet angkat besi, Rahmat Erwin Abdullah berhasil meraih perunggu di ajang Olimpiade Tokyo 2020 (Getty Images)

Selain pentingnya regenerasi di pelatnas untuk mengadapi multievent, Chef de Mission Olimpiade Rosan P Roeslani menilai setiap cabor juga harus memiliki program jangka panjang.

"Kita juga lihat, raihan medali dari atlet yang cabor-cabornya melaksanakan pelatnas berkesinambungan. Sebab, prestasi tidak bisa dibuat secara instan," katanya.

Rosan yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) menuturkan, proses regenerasi sudah ia terapkan. Hasilnya pun berbuah manis, mengingat dua lifter muda mampu memberikan medali di Tokyo pada debut mereka di Olimpiade.

"Bahkan di pelatnas angkat besi saat ini ada 16 atlet, 13 di antaranya merupakan lifter muda," sebutnya.

Chef de Mission Olimpiade Rosan P. RoeslaniChef de Mission Olimpiade Rosan P Roeslani (kanan) dan peraih emas Apriyani Rahayu (dok KOI)

Di sisi lain, Rosan mengaku terus berkomunikasi dengan atlet. Rata-rata mereka langsung pelatnas karena masing-masing federasi nasional punya agenda multi event dan single event. Rosan sendiri selaku CdM akan membuat evaluasi. Apalagi selepas berstatus CdM, Rosan akan segera bertugas sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

(mcy/aff)

Hide Ads