Hasil tes COVID-19 tim Paralimpiade Indonesia yang sudah berada di Jepang seluruhnya negatif. NPC Indonesia juga memuji kecukupan dukungan fasilitas dari tuan rumah.
Sebagian besar kontingen Paralimpiade Indonesia telah berada di Tokyo, Jepang. Mereka juga terus mematangkan persiapan dengan latihan secara rutin.
Seluruh kontingen Indonesia juga mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan oleh panitia Paralimpiade 2020. Semua atlet dan ofisial wajib mengikuti tes PCR setiap hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua harus ikut tes PCR setiap hari karena itu merupakan syarat yang ditetapkan di sini. Puji Tuhan hingga hari ini semua tes PCR kontingen Indonesia menunjukan hasil yang negatif," ungkap Ketua National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Senny Marbun dalam keterangan tertulisnya.
"Biasanya setelah PCR, baru semua atlet pergi latihan juga dengan mengikuti prokes ketat," dia menambahkan.
Berbeda dengan Olimpiade 2020, multiajang olahraga Paralimpiade Tokyo 2020 membutuhkan sejumlah fasilitas dan sarana sedikit berbeda. Sebab, beberapa atlet menggunakan kursi roda atau alat bantu jalan lainnya.
Selama berada di Negeri Sakura, kontingen Indonesia juga banyak mendapat dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo. Setiap hari selalu ada perwakilan KBRI yang selalu membantu kontingen Indonesia.
"Saya sangat senang dengan fasilitas lengkap yang disediakan oleh tuan rumah," Senny mengungkapkan.
"Kehadiran pegawai KBRI di sini sangat membantu kami dalam banyak hal. Mereka tiap hari hadir di wisma atlet untuk mendampingi kontingen. Mereka juga bisa bahasa Jepang, jadi mereka juga sering menjadi penerjemah bagi kami," ujarnya.
Dukungan dari KBRI di Tokyo turut dirasakan oleh kloter pertama kontingen Indonesia sejak mendarat di Tokyo pada 17 Agustus lalu. Usai keluar dari pesawat, kontingen langsung di sambut oleh Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Tri Purnajaya, bersama sejumlah jajaran dan pegawai menyambut kontingen.
Kolaborasi apik antara NPC Indonesia dengan KBRI di Tokyo tidak lepas dari peran Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang membantu merintis hubungan NPC Indonesia dengan KBRI di Jepang.
Awalnya KBRI di Tokyo berhubungan dengan NPC karena peran dari Sekjen KOI, Ferry J. Kono, ketika semua kontingen Olimpiade Indonesia sudah kembali ke tanah air. Ferry beberapa hari mengontak KBRI dan NPC Indonesia dan membentuk grup Whatsapp bersama dengan Kemenpora sehingga KBRI sudah sangat siap menerima dan membantu kontingen Paralimpiade Indonesia.
Pengalaman tim KOI ketika mengawal kontingen Olimpiade, secara tidak langsung menjadi tim perintis jalan yang menghubungkan NPC Indonesia dengan KBRI di Tokyo. NPC Indonesia merasakan betul dukungan KBRI kepada kontingen Paralimpiade. Sejumlah kendala yang dirasakan kontingen Merah-Putih di Olimpiade kini bisa diminimalisir di Paralimpiade Tokyo 2020 yang akan resmi dimulai dua hari lagi.
(mcy/krs)