Pertamina Mandalika SAG Team harus mencari pengganti Thomas Luthi musim depan. Mereka berupaya untuk merekrut pebalap asal Indonesia.
Untuk Moto2 2021, Mandalika SAG Team mengandalkan Luthi yang asal Swiss dan pebalap Belanda Bo Bendsneyder. Sejauh ini pencapaian keduanya memang belum memuaskan karena Bendsneyder ada di posisi ke-14 klasemen Moto2 dengan 39 poin, sementara Luthi di posisi ke-23 dengan 11 poin.
Tujuh balapan tersisa musim ini akan jadi yang terakhir untuk Luthi di atas lintasan Moto2. Sebab dia memutuskan pensiun akhir musim ini mengingat usianya sudah 34 tahun.
Kehilangan mantan juara dunia 125cc 2005 itu tentu merugikan Mandalika SAG Team mengingat Luthi punya pengalaman di ajang ini. Maka dari itu Mandalika SAG Team akan mencari penggantinya yang sepadan.
Mandalika SAG Team tidak akan jauh-jauh mencari ke luar negeri, karena mau mencoba memperdayakan pebalap lokal. Salah satu kandidatnya adalah Dimas Ekky Pratama yang musim ini turun di CEV Moto2 dan merupakan anggota Mandalika Racing Academy.
"Sebagai penggantinya, kita sedang berusaha mempromosikan pembalap asal Indonesia ya. Salah satu kandidat Dimas Ekky Pratama yang memang anggota Mandalika Racing Academy dan tahun ini ikut CEV Moto2," ujar Presiden Pertamina Mandalika, Rapsel Ali, dalam rilis kepada detikSport.
Meski demikian, mengorbitkan pebalap Indonesia untuk memperkuat Mandalika SAG Team tidak mudah. Sebab Dorna sebagai penyelenggara punya syarat ketat untuk para pebalap bisa ikut Moto3, Moto2, hingga MotoGP.
Salah satunya adalah rekam jejak si pebalap, yang mana dia harus punya rapor bagus selama mengikuti ajang balapan musim ini. Maka wajar jika Mandalika SAG Team kesulitan mempromosikan pebalap Indonesia.
Sejatinya Dimas Ekky sempat didaftarkan pada ajang Moto2 2021, tapi gagal karena dia sempat absen semusim sepanjang musim 2020 karena pandemi virus corona.
Musim ini, Dimas Ekky sebenarnya sudah diturunkan Pertamina Mandalika di ajang FIM CEV Moto2. Sekarang ia menempati posisi keenam klasemen dengan 38 poin dari lima seri berlalu dan belum pernah podium.
"Sampai sekarang kami masih terus berkomunikasi dengan Komisi Grand Prix agar pembalap Indonesia bisa memperkuat Pertamina Mandalika di Moto2 2022. Apalagi jika sesuai rencana ada balapan di Sirkuit Mandalika tahun depan," sambung Rapsel Ali.
"Namun Komisi Grand Prix ini memasang kriteria yang ketat. Kalau memang mentok, terpaksa seperti musim ini tim kita akan kembali diperkuat pebalap yang bukan dari Indonesia."
Karena problem tersebut, Rapsel Ali ingin mempercepat proses Mandalika Racing Academy, yang diharapkan dapat memunculkan pebalap potensial Tanah Air.
(mrp/rin)