Ketua National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Senny Marbun memuji Presiden Joko Widodo dan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali atas perhatiannya terhadap atlet difabel. Bahkan, saat ini mereka disetarakan tanpa adanya perbedaan.
"Kita berhasil ini karena pak Jokowi. Pak Jokowi berani menyetarakan harkat dan martabat kita dengan yang non difabel. Itu yang membuat semangat kita bangkit," kata Senny Marbun dalam keterangan tertulis, Jumat (17/9/2021).
Senny juga menyampaikan prestasi ini dicapai atas dukungan dan perhatian Menpora. Bahkan, lanjutnya, Amali selalu mendukung atlet NPC untuk terus mengikuti kualifikasi paralimpiade.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Menpora memberi kita ruang yang sangat longgar, untuk latihan dan peralatan yang kita punyai. Pak Menpora selalu mengatakan, jangan kamu putus asa dengan kekuranganmu. Sama yang saya selalu katakan kepada teman-teman jangan pernah hitung yang hilang dari tubuhmu, tapi hitung yang masih tersisa. Itu yang selalu saya suntik kepada mereka," ungkapnya.
Pernyataan senada juga disampaikan atlet Parabulutangkis, Leani Ratri Oktila. Menurutnya, di era kepemimpinan Jokowi semua atlet baik yang difabel maupun nondifabel benar-benar disetarakan.
"Di masa pemerintahan Pak Jokowi ini kami atlet merasa disetarakan dari keseluruhan. Jadi kita nggak merasa berbeda dengan yang lain. Itu buat kita percaya diri," ujarnya.
Sementara itu, Amali pada kesempatan ini mengungkapkan sejak dirinya menjadi Menpora, atas arahan dari Jokowi semua atlet disetarakan baik yang difabel maupun yang nondifabel.
"Pak Presiden memberi arahan pada saya, pak Menpora jangan sedikit pun ada perbedaan pelayanan kepada atlet NPC. Jadi arahan itu saya pedomani dan sampai sekarang saya seperti keluarga (dengan atlet difabel)," ungkap Amali.
Bahkan, lanjutnya, di dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang telah ditadatangani Jokowi dalam Perpresnya pada saat Haornas 9 September 2021 lalu, tidak ada perbedaan fasilitas yang didapatkan semua atlet nasional.
"Di dalam DBON ini kami beri tempat yang setara antara atlet-atlet olimpiade dan paralimpiade. Tentu kita menfasilitasi sama persis, apa yang didapatkan oleh atlet olimpiade, mulai dari persiapannya, Pelatnasnya, pengiriman ke kualifikasi. Kemudian pada saat bertanding semuanya kami setarakan, tidak ada perbedaan sedikitpun. Karena kami tahu bahwa teman-teman yang terhimpun di NPC ini mereka punya kemampuan dan juga semangat untuk berprestasi," pungkas Amali.
(akn/ega)