Muncul konflik di cabor binaraga PON Papua 2021. Kontingen Jawa Timur merasa dicurangi dan mengembalikan medali perunggu mereka. Kok bisa?
Ini terjadi pada pertandingan binaraga di Auditorium Universitas Cenderawasih, Senin (4/10/2021). Pelatih kepala binaraga Jawa Timur Raja Siahaan mengaku geram dengan keputusan dewa juri pada pertandingan itu.
Ia menilai kejanggalan terjadi ketika Misnadi yang sebenarnya sudah mendapat medali di kelas 70 kg dan akan naik ke panggung untuk prosesi penyerahan, tiba-tiba namanya tidak dipanggil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan pula indikasi kecurangan lain terjadi di kelas +85 kg, ketika ada atlet asal Aceh yang tak memenuhi persyaratan, yakni berat badan di bawah 85 kg namun bisa tampil dan malah meraih medali emas.
![]() |
Sementara itu di kelas 80 kg, Komara yang merupakan atlet andalan Jatim gagal mempersembahkan medali emas karena diklaim dikalahkan keputusan dewan juri. Hal ini lantas membuat kericuhan terjadi di arena pertandingan.
Tim Jatim mempertanyakan keputusan dewan juru dan meminta mereka membeberkan data penilaian. Tapi, dewan juri tidak bisa memberikan jawaban dan malah berlindung di balik petugas keamanan.
"Kami hanya meminta dewan juri membuka hasil penilaian sehingga ada transparansi, tapi mereka diam dan pergi membawa data-data perlombaan. Kami mencurigai adanya aksi kecurangan dalam penilaian karena peraih medali emas adalah atletnya dewan juri," tuding Raja dalam keterangannya kepada detikSport.
Alhasil, kontingen Jatim yang merasa kesal akhirnya mengembalikan dua medali perunggu yang didapat di kelas 65 kg atas nama Kariyono dan 80 kg atas nama Komara Dhitayana.
![]() |
Protes keras juga dilayangkan ofisial kontingen Banten, Bali, Kalimantan Timur, dan DI Yogyakarta. Mereka menuding dewan juri sengaja memenangkan atlet-atlet 'mereka'.
Hari ini, Selasa (5/10), dewan hakim, dewan juri dan seluruh ofisial yang keberatan akan bertemu membahas protes tersebut. Kesepakatan tersebut dicapai setelah dewan hakim Herry dan Suyudi menjanjikan adanya pertemuan. Sementara dewan hakim lain Bambang Wijaya tidak menampakkan diri sejak keributan terjadi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari dewan juri dan PP PBFI terkait kejadian tersebut.