PB PABSI persiapkan atlet menghadapi jadwal padat multievent pada 2022, terutama persiapan menuju SEA Games Hanoi dan Asian Games Hangzhou.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Indonesia memiliki empat agenda mutievent internasional yang dilaksanakan tahun depan.
Keempat agenda itu ialah SEA Games Hanoi (Mei), Islamic Solidarity Games Konya (9-18 Agustus), Asian Games Hangzhou (10-25 September), dan Asian Youth Games Shantou (20-28 Desember).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah itu sudah dikurangi Asian Indoor & Martial Art Games (AIMAG) 2021 di Bangkok, Chonburi, Thailand, yang diputuskan ditunda hingga November 2023 karena pandemi COVID-19.
Meskipun sudah dikurangi, faktanya jadwal yang dirilis oleh penyelenggara cukuplah padat. Tak ayal, sejumlah cabor pun mulai memetakan atlet yang bakal diturunkan di ajang tersebut.
"Kalau melihat waktu ya, SEA Games dan Asian Games tetap kami kejar. Sementara untuk Asian Youth Games kami masih punya pilihan atlet, karena mereka sudah pasti tak ikut di dua multievent awal. Seperti Satrio Adi Nugroho dan Najla Khoirunnisa mereka fokus di AYG," kata Kabid Binpres PB PABSI, Hadi Wihardja, kepada detikSport, Jumat (22/10/2021).
"Nanti kami lihat lagi sisanya untuk AYG. Sebab, 19-25 November ini akan ada Kejurnas remaja dan junior di Bogor. Jadi dari situ kami akan punya banyak bahan atlet," imbuhnya.
Menyoal SEA Games dan ISG 2022, pihaknya masih menunggu cabang olahraga dan nomor-nomor yang akan dipertandingkan.
"Di SEA Games itu menurut pengalaman ada beberapa kelas yang tidak dipertandingkan. Jadi siapa saja atlet yang akan diturunkan tergantung kelas yang disiapkan penyelenggara. Tapi untuk saat ini, kami sedang fokus ke Asian Games karena sudah jelas kelas-kelasnya, sama dengan Olimpiade. Jadi kami ikut semua," ujar Hadi.
Hadi sekaligus menuturkan jika dirinya tak khawatir dengan peak dan recovery lifter meskipun jadwal tahun depan banyak.
"Kalau tiga bulan jaraknya lebih enak. Beda jika sebulan waktunya agak ruwet. Tapi ini dari SEA Games ke Asian Games kan lumayan, dari pengalaman saya melakukan tes progres saja kami berani melakukannya lima minggu sekali. Jadi menurut pengalaman di atas lima pekan recovery cepat."
Jumlah atlet di Pelatnas Kwini saat ini berjumlah 16 orang. Jumlah itu kemungkinan akan bertambah satu-dua lifter pada Januari 2022 atau saat promosi degradasi dilakukan di pekan ketiga Desember 2021.
"Nanti akan dilihat atlet-atlet yang akan dipertahankan atau tidak lagi masuk Pelatnas. Kami akan melihat perkembangan atlet tiga bulan terakhir baik itu dari PON, progres latihan, Kejuaraan Dunia sebagai parameter kami untuk menentukannya," kata eks lifter nasional ini.
Baca juga: PB PASI Gandeng Produk Lokal di PON Papua |
(mcy/cas)