Sean Gelael Jelaskan Insiden 'Jumpalitan' dengan Bamsoet

Sean Gelael Jelaskan Insiden 'Jumpalitan' dengan Bamsoet

Mohammad Resha Pratama - Sport
Senin, 29 Nov 2021 00:35 WIB
Sean Gelael
Sean Gelael jelaskan insiden mobilnya yang terbalik di Reli Meikarta (dok.Sean Gelael)
Jakarta -

Sean Gelael mengaku sempat terkejut dengan insiden yang dialaminya bareng Ketua IMI Bambang Soesatyo. Berikut penjelasannya.

Sean dan Bamsoet mengikuti event Kejurnas Reli Meikarta, Bekasi, Sabtu (27/11/2021) dalam kapasitasnya sebagai undangan atau eksebisi. Sean mengendarai Citroen C3 R5 ditemani Bamsoet di Super Stage (SS) 2.

Namun, Sean dan Bamsoet mengalami kecelakaan saat mobilnya terguling di gravel sehingga tidak bisa menuntaskan SS2. Insiden itu lantas menjadi viral di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi pemberitaan yang ramai selama 24 jam terakhir, Sean bersama ayahnya Ricardo Gelael, pelatih balap Nuno Ricardo Pinto, dan engineer Citroen Daniel Silva, coba menjelaskan kepada detikSport serta sejumlah media di kediamannya, Prapanca, Jakarta Selatan, Minggu (28/11/2021) malam WIB.

ADVERTISEMENT
Sean GelaelMobil Sean Gelael yang rusak insiden di reli Meikarta Foto: dok.Sean Gelael

Menurut Sean, awalnya ia belum menyadari betul penyebab mobilnya terguling. Barulah setelah membongkar habis mobilnya, lalu membuka data telemetri, plus memutar ulang video, Sean bisa mengambil kesimpulan.

Ia pun bersyukur mobil Citroen miliknya masih dalam kondisi yang "baik" terutama rollbar dan mesin. Hanya beberapa bagian mobil seperti bemper depan dan belakang yang rusak.

"Tapi kerusakan yang ada adalah karena dampak dari tabrakan, bukan sebelum tabrakan. Artinya, sebelum insiden mobil dalam kondisi fine, baik-baik saja," ujar Ricardo.

"Jujur, sebelum buka telemetri saya menyangka saya melaju lebih cepat dari sebelumnya, tapi ternyata tidak. Pada saat shakedown hari Jumat yang kering saya melaju 110 km/jam di tempat kecelakaan. Lalu pada SS1 karena becek setelah semalaman hujan saya mengurangi kecepatan dengan melaju 107 km/jam. Dan pada SS2 yang mulai mengering kecepatan saya 109 km/jam. Kesimpulannya, kecepatan saya kurang lebih sama," timpal Sean.

Dari video telemetri itu, didapatkan fakta bahwa ada satu kondisi berbeda di area gravel (tanah liat). Ada gundukan yang memang sama sebelumnya, tapi setelah itu ada gundukan tanah tambahan yang menjadi penyebab mobil terguling. Jarak antara dua gundukan tanah itu sangat dekat, sehingga mobil bisa terlempar dan crash dengan hebat.

Gundukan tanah tambahan itu bisa jadi karena proses alamiah, misalnya karena tanah yang mengering.

"Nah, gundukan tambahan itulah yang saya tidak mendapat laporan keberadaannya. Karena selama SS1 dari video yang kami buka ulang terlihat tidak ada," papar Sean.

Sean GelaelMobil Sean Gelael yang rusak usai kecelakaan di reli Meikarta (Foto: dok.Sean Gelael)

"Tapi semestinya ada yang memberitahu ke semua peserta bahwa lintasan telah berubah," ujar Sean Gelael sambil menjelaskan dirinya sama sekali tak mendapat pemberitahuan dimaksud.

Ricardo juga menjelaskan apa yang dia dan Tim Jagonya Ayam lakukan biasa dilakukan FIA jika ada insiden dalam balapan . Dalam skala dan ruang lingkup kecil, mereka melakukan tiga hal: mengecek data mobil, mengecek apakah ada driver error, dan mengecek lintasan.

"Kami dibantu engineer dari Citroen Eropa yang memang kami hadirkan untuk Reli Meikarta. Makanya, kami bisa dengan cepat mengetahui penyebab kecelakaan," ujar Ricardo Gelael.

Nuno Pinto selaku pelatih Sean yang juga mantan pebalap reli menjelaskan mobil berfungsi 100 persen saat reli dan layak untuk digunakan.

"Di Meikarta panjang lintasan 5,3 km di mana 5 km adalah tarmac (aspal) dan sisanya gravel. Jadi wajar kalau setelan mobilnya adalah untuk tarmac. Dan dengan setelan seperti itu jika ada perubahan lintasan di area gravel tentu bisa memengaruhi apa pun, termasuk kecelakaan. Dan pada pagi hari sebelum SS1 kami keliling naik motor melihat lintasan dan semua normal," papar Nuno.


Hide Ads