Kesuksesan Indonesia di Asian Youth Para Games 2021 diharapkan membuka dukungan pemerintah Indonesia ke Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas Indonesia (SKODI).
Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia, Rima Ferdianto, menyusul adanya rencana pemerintah membatasi kuota atlet maupun cabor di SKODI tahun depan karena keterbatasan anggaran.
Kontingen Indonesia seperti diketahui baru saja mencatatkan prestasi membanggakan. Mereka finis di urutan 4 klasemen multiajang se-Asia di Bahrain, 2-6 Desember 2021. Indonesia meraih 12 medali emas, 11 perak dan 14 perunggu.
Torehan prestasi dengan total 37 medali itu jauh melebihi target yang ditetapkan National Paralympic Committee (NPC) Indonesia yang hanya mematok 3 medali emas. Sukses di Bahrain tidak lepas dari pembinaan yang selama ini dijalankan oleh NPC Indonesia melalui Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas Indonesia (SKODI) dan NPCI Provinsi.
Rima mengatakan atlet-atlet binaan SKODI turut berperan penting dalam prestasi kontingen Indonesia di AYPG 2021. Tercatat sebanyak 9 atlet SKODI mampu meraih medali yakni 3 emas 3 perak 3 perunggu.
"Kami bangga atlet muda kita bisa tampil bagus dan berada di peringkat keempat AYPG. Ajang ini sangat penting bagi atlet SKODI untuk mengasah kemampuan bertanding di kancah internasional," kata Rima dalam rilis NPC Indonesia, Selasa (7/12/2021).
Melihat potensi besar yang dimiliki oleh atlet-atlet SKODI, maka sekolah yang menampung dan melatih atlet disabilitas dari empat cabang olah raga prioritas itu harus mendapat dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah.
Pemerintah berencana untuk mengurangi anggaran SKODI di tahun depan dan tidak bisa menambah kuota atlet maupun cabor yang ada di SKODI karena keterbatasan anggaran.
"Ke depannya SKODI yang merupakan salah satu komponen penting di dalam Manajemen Talenta Olahraga Nasional ini harus dikuatkan dengan menambah jumlah atlet, cabor dan fasilitas penunjang karena dari sini akan muncul atlet-atlet muda berkualitas yang akan berprestasi tidak hanya di Asia Tenggara saja tapi juga di Asia dan dunia dalam hal ini Paralimpiade," Rima mengungkapkan.
Saat ini SKODI baru menampung sekitar 30 atlet pelajar dari empat cabor unggulan antara lain para-bulu tangkis, para-atletik, para-renang dan para-tenis meja. Berkaca dari hasil yang diraih pada AYPG 2021, maka atlet binaan SKODI telah menunjukan prestasi bagus dan menjanjikan. NPC Indonesia berharap kedepannya pemerintah bisa lebih banyak mendukung SKODI demi kemajuan olah raga disabilitas Indonesia.
"Kami berharap Kemenpora, Kemenkeu dan Kementrian PPN/Bappenas bisa bersinergi untuk lebih mendukung SKODI supaya semakin berkembang dan lebih banyak menghasilkan atlet berkualitas yang nantinya berprestasi dunia," ujarnya.
Hal senada diutarakan Chef de Mission Kontingen Indonesia di AYPG 2021, Edward Hutahayan. Menurutnya, pundi medali yang dipersembahkan atlet-atlet muda Indonesia merupakan buah dari pembinaan yang selama ini dilakukan di SKODI dan NPCI daerah.
"Atlet-atlet muda ini merupakan cikal bakal atlet hebat di masa mendatang. Mereka telah dilatih di Sekolah Khusus Olah raga Disabilitas Indonesia sehingga bisa meraih prestasi sebagus ini. SKODI harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah," kata Edward.
"Ke depannya kami berencana untuk bertemu Kemenpora dan bersurat kepada Presiden supaya SKODI harus terus didukung demi kemajuan olah raga disabilitas Indonesia," imbuhnya.
Dengan semakin berkembang dan semakin kuatnya dukungan bagi SKODI, ia meyakini olahraga disabilitas Indonesia bisa meraih prestasi lebih tinggi lagi di masa mendatang.
Simak Video "Polemik Israel, Politikus Golkar Bicara Dampak Panjang Pengucilan FIFA"
[Gambas:Video 20detik]
(mcy/cas)