Kata Eko Yuli soal Kans Angkat Besi Dicoret di Olimpiade 2028

Kata Eko Yuli soal Kans Angkat Besi Dicoret di Olimpiade 2028

Mercy Raya - Sport
Selasa, 14 Des 2021 19:20 WIB
TOKYO, JAPAN - JULY 25: Eko Yuli Irawan of Team Indonesia competes during the Weightlifting - Mens 61kg Group A on day two of the Tokyo 2020 Olympic Games at Tokyo International Forum on July 25, 2021 in Tokyo, Japan. (Photo by Chris Graythen/Getty Images)
Eko Yuli di Olimpiade Tokyo. (Foto: Getty Images/Chris Graythen)
Jakarta -

Olimpian Eko Yuli Irawan memberikan responsnya soal adanya kans cabang olahraga angkat besi dicoret di Olimpiade Los Angeles 2028. Ia bilang, ruginya banyak banget.

International Olympic Committee (IOC) seperti diketahui merilis 28 cabang olahraga yang akan dimasukkan dalam Olimpiade 2028. Dalam daftar cabor itu ada tiga cabor baru, yaitu skateboard, panjat tebing, dan surfing, yang akan disahkan dalam IOC Session pada Februari 2022.

Dalam kesempatan yang sama, IOC juga memberikan lampu kuning kepada tiga cabor, yakni tinju, angkat besi, dan modern pentathlon, jika ingin tetap dipertandingkan di multievent terbesar di dunia empat tahunan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara khusus, International Weightlifting Federation diminta memperbaiki tata kelola organisasi dalam transisi kepengurusan agar dapat patuh dan menunjukkan perubahan, terutama memulihkan citra atas rentetan kasus korupsi dan doping yang sempat mencoreng cabor angkat besi. Jika tidak maka ada kans untuk tidak dipertandingkan.

Eko Yuli Irawan menyayangkan jika hal itu tidak direspons dengan baik oleh IWF. Sebab, tidak hanya mereka yang rugi tapi negara-negara peserta angkat besi.

ADVERTISEMENT

"Mereka (IWF) ini bukan hanya mewakili kepengurusan tapi negara-negara peserta yang akan dirugikan jika (pencoretan) sampai terjadi. Ibaratnya, bukan Indonesia saja tapi negara yang angkat besinya tidak bermasalah jadi ikut terkena imbasnya," kata Eko kepada detikSport, Selasa (14/12/2021).

Bahkan, atlet-atlet dunia bakal ikut terkena dampaknya. Bagaimana pun, Olimpiade menjadi tujuan akhir atlet ketika mereka melakukan latihan selama bertahun-tahun.

"Oke-lah SEA Games dan Asian Games masih dipertandingkan, tapi bagaimana dengan Olimpiade yang ditunggu-tunggu semua atlet? Ya, kalau saya maunya IWF bisa berbenah karena bukan tentang kepengurusan yang mereka bawa ini, tapi semua peserta Olimpiade," ujar peraih medali emas Asian Games 2018 ini.

"Jadi harus pikir panjang lagi jika ingin macam-macam. Sebenarnya ini kan tinggal membenahi jajaran di kepengurusannya saja, lalu program-program untuk mengatasi doping seperti apa. Mudah-mudahan intinya IWF mau berbenahlah. Mumpung masih ada waktu sampai 2023," Eko menegaskan.

Sebelumnya, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) berkomitmen memperjuangkan cabor angkat besi di Olimpiade. Hal itu pun memunculkan asa buat Eko Yuli. Simak di halaman selanjutnya.

KOI, yang dipimpin Raja Sapta Oktohari, akan membangun diplomasi ke IOC dan memperkuat sinergi dengan Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia untuk menyukseskan misi tersebut.

"Semoga NOC negara-negara lain juga turut membantu (kontribusi) karena yang saya dengar KOI (Komite Olimpiade Indonesia) akan berbicara juga (kepada IOC). Kepada IWF semoga berbenah karena jika melihat ke belakang, banyak cabang olahraga kesulitan bisa dipertandingkan di Olimpiade karena mesti eksibisi dulu," kata Eko berharap.

"Ini angkat besi sudah menjadi cabor Olimpiade masa mau keluar begitu saja. Nanti masuk Olimpiadenya ribet sekali. Jadi disayangkan sekali jika itu terjadi," kata peraih empat medali Olimpiade 2008, 2012, 2016, 2020 ini.

Angkat besi pertama kali diperkenalkan di Olimpiade pada 1986 Athena sebagai cabang track and field dan diperlombakan sebagai cabor sendiri pada 1914 di St Louis, Amerika Serikat.


Hide Ads