Pencak Silat Minta Maaf Gagal Penuhi Target SEA Games 2021

Pencak Silat Minta Maaf Gagal Penuhi Target SEA Games 2021

Mercy Raya - Sport
Selasa, 24 Mei 2022 19:40 WIB
Pesilat Indonesia Riska Hermawan (kiri) dan Ririn Rinasih (kanan) berpose dengan medali emasnya yang diraih pada final Seni Ganda Putri Pencak Silat SEA Games 2021 Vietnam di Bac Tu Liem Sport Center, Hanoi, Rabu (11/5/2022). Pesilat Indonesia Riska dan Ririn berhasil meraih emas setalah mengalahkan tim pesilat Vietnam . ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.
Pencak Silat minta maaf gagal raih target medali emas di SEA Games 2021. (Foto: ANTARA FOTO/ZABUR_KARURU)
Jakarta -

Kepala Pelatih Tim Pencak Silat Indro Catur Haryono meminta maaf gagal membawa timnya penuhi target empat medali emas di SEA Games 2021. Ia curiga ada kejanggalan selama pertandingan multievent itu berlangsung.

Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) sebelumnya percaya diri dengan kemampuan atletnya meraih empat medali emas di multievent yang berlangsung 12-23 Mei lalu di Vietnam. Namun, pada kenyataannya, Merah Putih harus puas berada di peringkat kelima klasemen negara-negara Asia Tenggara setelah hanya mampu menggondol satu emas, lima perak, dan tiga perunggu.

Emas tunggal dari ganda putri (Ririn Rinasih/Riska Hermawan) itu bahkan tak masuk dalam bidikan PB IPSI, namun mampu memberikan kejutan. Sedangkan empat nomor yang dinilai peluangnya besar merebut emas yakni tunggal putri (Putra Arumsari), beregu putra (Anggi Faisal Mubarok, Asep Yuldan Sani, Nunu Nugraha), Hanifan Yudani Kusumah (kelas 60-65kg), dan Iqbal Chandra Pratama (70-75 kg) gagal diraih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indro menilai sejak awal kiprah para pesilatnya di babak awal hingga semifinal sebenarnya sesuai prediksi dan perencanaan, tapi kemudian kejanggalan demi kejanggalan muncul pada perebutan medali. Ia menilai banyak atletnya yang akhirnya kalah karena hal-hal tak biasa selama pertandingan.

"Pertama kami memang tidak berhasil. Kedua, kamu harus minta maaf, dan ketiga setelah kami analisa, catat, dan evaluasi sebenarnya semuanya masih sesuai on the track, prediksi. Seperti Puspa dari babak awal sampai semifinal itu dia bagua dari segi pemantapan dan penjiawaan. Tak kalah dari lawannya, sampai akhirnya ia kalah dari Filipina, yang jelas-jelas tak lebih baik dari Puspa. Ya kami sempat kaget juga karena merasa ada yang tidak beres," kata Indro kepada detikSport, Selasa (24/5/2022).

ADVERTISEMENT

"Tapi kemudian ganda putri mendapat emas, dan memang tampilannya bagus. Mungkin akhirnya mereka tampil sebagai pengganti Puspa. Mungkin karena Puspa dikalahkan atau apa."

Kecurigaan Indro semakin menjadi-jadi ketika delegasi teknis mengubah jadwal pertandingan final yang seharusnya berlangsung 10 Mei, kemudian diundur satu hari.

"Jadi itu final langsung enam nomor. Akhirnya yang terjadi semua negara dapat satu medali emas. Semacam bagi-bagi. Contoh tunggal putra, atlet yang kami turunkan sebenarnya kalau versi kami lebih baik dari Singapura, tapi ternyata mereka yang dapat nilai yang cukup drastis dan itu naik semua. Sementara atlet kita nilainya naik turun mungkin karena natural. Akhirnya Singapura yang mendapat emas," ujarnya.

"Kemudian ganda putra. Setelah dievaluasi, atlet kami mainnya juga bagus tapi kami akui Vietnam juga bermain baik. Karena sama-sama bagus, Vietnam dimenangkan dan kami tak mempermasalahkannya. Tapi yang jadi pertanyaan, saat tuan rumah melawan Malaysia, dan jelas Vietnam lebih bagus, tapi justru yang menang ganda Malaysia."

Indro yang menyadari adanya kecurangan itu berupaya mengantisipasinya di nomor tanding yang berlangsung 13 Mei. Tapi lagi-lagi, Indonesia kembali mengalami kerugian. Khususnya di nomor Hanifan dan Iqbal.

"Kami juga sedih, atlet, pelatih karena dari beberapa peluang ternyata lepas semua. Kami akui ada yang memang lawannya bagus dan punya potensial seperti Yasir dan Mustakim tapi akhirnya juga seperti itu (belum bisa sumbang emas)," sesal Indro.

Meskipun kecewa, pencak silat Indonesia harus move on. Sebab, ke depan akan ada Kejuaraan Dunia di Malaka, Malaysia, 25-31 Juli mendatang. Adapun pesilat yang diturunkan di ajang itu rencananya berbeda dengan tim silat di SEA Games 2021.

"Ya, kejadian di SEA Games menjadi instropeksi kami, ketika akan tampil di single event internasional tim teknis kita harus kuat untuk mengantisipasi kejadian nonteknis seperti kemarin," kata Indro.

"Artinya seperti wasit seberapa besar menguntungkan buat tim kita. Karena secara kasat mata kemarin, wasit itu membantu tim mereka masing-masing. Ya ini jadi pelajaran kita untuk ke depannya."

(mcy/cas)

Hide Ads