Bermain game adalah hobi kebanyakan anak-anak dan remaja saat ini. Oleh karenanya harus ada wadah yang pas agar ngegame tidak mengganggu pelajaran.
Mobile Legends Professional League (MPL) Indonesia yang merupakan liga nomor wahid Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) secara resmi telah mendukung turnamen Esports untuk anak-anak SMA di Indonesia yang bekerjasama dengan MABAR.com.
Kompetisi bernama MABAR Tournament itu diikuti 6.598 pelajar dari 918 tim asal 767 sekolah di seluruh Indonesia dan mempertandingkan lebih dari 3.340 game dalam semusim. Belum ada turnamen tingkat pelajar dengan partisipan dan jumlah games sebanyak tersebut di Indonesia.
"Dukungan ini adalah komitmen kami dalam membesarkan ekosistem Esports Tanah Air dan juga membuka peluang untuk menjadi the next proplayer. Mimpi untuk menjadi proplayer, berkompetisi di MPL Indonesia, membela negara di ajang internasional bukan isapan jempol semata, ini waktunya #weownthis," ujar PR & Sosmed Manager Moonton Esports Indonesia Azwin Nugraha dalam rilis kepada detikSport.
"Selain itu, dengan game kami yang mengutamakan strategi dan kerjasama tim, turnamen Esports MLBB dapat membantu murid mengasah soft skill mereka," sambungnya.
Untuk juara nasional MABAR Tournament kali ini adala SMA Taman Madya 1 Jakarta. Mereka harus melalui perjalanan panjang dari turnamen tingkat provinsi, lalu ke babak grup nasional, masuk ke fase playoff yang menggunakan sistem double elimination seperti di MPL Indonesia.
SMA Taman Madya 1 Jakarta menjadi juara setelah mengalahkan tim andalan Jawa Barat SMA Marsudirini Bekasi. Ada total 46 pertandingan yang dilalui selama tiga bulan sebelum akhirnya jadi juara. Turnamen ini bisa jadi bukti bahwa orang tua tidak perlu khawatir jika anak-anaknya punya hobi ngegame.
Sebab saat ini hobi tersebut sudah bisa tersalurkan dengan baik dan malah dapat jadi profesi di masa depan.
"Jumlah pertandingan kami dalam semusim jauh melebihi turnamen Esports pelajar lain. Setiap tim minimum tanding enam kali. Hal ini karena kami ingin pelajar punya lebih banyak kesempatan bertanding kompetitif. Jadi, hobby mereka di gaming bisa diarahkan ke olahraga dan membawa nilai-nilai yang sehat," ujar Aziz Hasibuan selaku CEO dan Co-Founder MABAR.
"Dengan demikian, Esports dapat menjadi jawaban kekhawatiran orang tua dan guru atas hobi pelajar di gaming yang kadang dipersepsikan negatif," lanjutnya.
"Jumlah 46 games itu bukan hanya tentang bermain game, tapi juga soal kepemimpinan, konsistensi, pengaturan strategi, juga melatih fisik dan mental. Di sinilah bedanya bermain game biasa dan Esports," jelas Aziz.
SMA Taman Madya 1 Jakarta sebenarnya tim kuda hitam karena kekuatan mereka tidak terlalu dijagokan. Pada tahap provinsi, tim ini hanya puas di peringkat ketiga. Pada Babak Grup Nasional, mereka nyaris tidak lolos playoff karena kalah dua kali.
Pada babak tersebut, penampilan Taman Madya menggila. Mereka berhasil membabat semua pertandingan di upper bracket tanpa ampun, termasuk tim-tim unggulan. "Kami nggak menyangka lolos Playoff. Jadi bisa main tanpa beban. Itu menolong mental kami," papar Aldi Syah Putra selaku pemain dari SMA Taman Madya 1.
"Di situ, terus terang, kami sempat saling menyalahkan. Tapi tidak lama, kami langsung sadar bahwa masih ada kesempatan lolos playoff. Jadi, kami perbaiki strategi tim dan perhatikan permainan lawan. Untungnya kami masuk peringkat tiga grup, sehingga masih lolos Playoff."
Seluruh pertandingan Playoff dan lainnya disiarkan YouTube Channel MABAR Game On. MABAR akan kembali membuka pendaftaran turnamen secara berkala mulai akhir bulan ini.