Tanpa Lengan kanan, Tukang Bubur Tembus Medali Emas Panahan di ASEAN Para Games

Tanpa Lengan kanan, Tukang Bubur Tembus Medali Emas Panahan di ASEAN Para Games

Nada Celesta - Sport
Minggu, 14 Agu 2022 07:19 WIB
Jakarta -

Kios bubur dengan stiker nama 'Bubur Ayam Bang Udin' itu sudah ramai pengunjung sejak jam 7 pagi. Namun, hari itu beda dari pagi biasanya. Bukan pengunjung yang datang untuk membeli bubur, melainkan para wartawan yang ingin menggali informasi dari si pemilik warung. Kholidin alias Udin baru saja memenangi 3 medali di perhelatan olahraga yang berlangsung di kota Solo.

Bang Udin, begitu ia akrab disapa, bukanlah tukang bubur biasa. Di balik kesehariannya sebagai penjaja bubur, ia adalah seorang atlet para-panahan yang telah mengukir banyak prestasi. Terakhir di ASEAN Para Games 2022 Solo, Udin berhasil menyabet tiga medali emas di kategori Men's Doubles Team Recurve, perak di katagori Mixed Doubles Team Recurve, dan perunggu di Men's Individual Recurve.

Udin bukanlah orang yang terlahir dengan bakat atlet. Kepada tim Sosok, Udin mengaku baru terjun di dunia panahan sejak usia 39 tahun. Berawal dari rasa penasaran, ia akhirnya mencoba mengikuti berbagai kompetisi di cabang panahan. Namun pada 2017 sebuah tragedi terjadi. Saat karir panahannya mulai naik, ia mengalami kecelakaan yang membuat tangan kanannya harus diamputasi. Sejak saat itu, kehidupan Udin banyak berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu saya siuman dari operasi, Masya Allah. Tangan kanan saya sudah nggak ada. Tapi ya sudah, saya ikhlas," kenang Udin saat ditemui tim detikcom untuk program Sosok (14/8/22).

Di balik sosoknya yang tangguh dan murah senyum, ada proses adaptasi yang begitu berat pasca-amputasi. Sejak saat itu, Udin harus membiasakan diri beraktivitas dengan tangan kirinya. Tidak hanya itu, butuh tiga minggu lamanya hingga Udin mulai bisa berjalan kaki, itupun dilaluinya dengan susah payah.

ADVERTISEMENT

Selang beberapa waktu, kecintaannya terhadap busur dan panah memanggilnya kembali. Saran para kawan untuk menjadi pelatih pun ditolak. Udin ingin menjadi pemanah, meski hanya dengan satu tangan.

Udin memeras otak agar dapat kembali menarik busur. Ia mengikat ujung tali busurnya dengan tali sepatu, lalu menariknya dengan gigi depan untuk meluncurkan anak panah. Saat mencoba teknik ini pertama kalinya, anak panah Udin mendarat dengan mulus di tengah papan target yang berjarak 5 meter darinya. Udin berhasil.

Rencana besar Udin di 2024, Halaman berikutnya.

"Alhamdulillah, ini bisa jadi jalan, pikir saya. Saya keasyikan nembak terus, lalu gigi depan saya nggak bisa dibuat makan tiga hari. Saya coba pakai gigi samping, malah berdarah. Akhirnya saya coba pakai gigi geraham dari samping, Alhamdulillah, berhasil sampai sekarang," kata Udin.

Udin tidak cepat puas. Setelah berhasil latihan di jarak 5 meter, 10 meter, 15 meter, hingga 20 meter, Melihat perkembangan yang begitu cepat, sang pelatih menyarankan agar udin kembali bertanding. Bukan bertarget kemenangan, ia ingin Udin terbiasa dengan suasana kompetisi dan mengembalikan rasa percaya dirinya.

Tidak jarang, Udin harus bertanding melawan atlet non-disabilitas. Namun, hasil tak mengkhianati usaha. Pertandingan demi pertandingan pun dilibas Udin dengan gemilang. Hingga akhirnya, ASEAN Para Games 2022 menjadi salah satu kemenangan yang tak akan terlupakan bagi Udin.

"Rasanya campur aduk. Senang, bangga, sedih juga. Sedihnya karena, wah, ternyata saya bisa," kata Udin.
Udin masih belum berniat untuk berhenti menekuni profesinya sebagai atlet panahan. Salah satu rencana terbesarnya saat ini adalah untuk bisa bertanding dan memberikan yang terbaik di Paralimpiade Paris 2024.


Hide Ads