Olimpiade: 'American Dream' Indonesia Harus Dikejar dari Sekarang

Olimpiade: 'American Dream' Indonesia Harus Dikejar dari Sekarang

Lucas Aditya - Sport
Kamis, 15 Agu 2024 15:50 WIB
Presiden Joko Widodo menerima atlet peraih medali Olimpiade Paris 2024 di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/8/2024). Jokowi menyerahkan bonus kepada mereka.
Persiapan untuk berprestasi di Olimpiade 2028 harus dimulai dari sekarang. (Foto: Grandyos Zafna)

Cabor Sumber Medali Indonesia di Olimpiade Terbatas

Dalam sepanjang sejarah Olimpiade, Indonesia sudah mengumpulkan 40 medali. Rinciannya, ada 10 emas yang diraih tim Merah-Putih, sisanya ada 14 perak, dan 16 perunggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulutangkis, angkat besai, panahan, dan panjat tebing menjadi cabor yang menjadi sumber medali Indonesia. Medali yang diperebutkan dari cabor itu tak sebanyak cabor Olimpiade seperti atletik, senam atau renang.

Sementara ini, bulutangkis menjadi penyumbang emas paling banyak: delapan keping. Sementara itu, panjat tebing dan angkat besi masing-masing menyumbang satu keping.

ADVERTISEMENT

Indonesia masih minim wakil di cabang yang banyak memperebutkan medali. Di cabor atletik, cuma ada Lalu Muhammad Zohri yang turun di nomor 100 meter putra. Di cabor senam, Rifda Irfanaluthfi yang menjadi wakilnya. Di Olimpiade, ada 48 nomor atletik yang bisa menjadi sumber medali dan gymnastic ada 18 medali.

Dalam rilisnya sebelum gelaran Olimpiade 2024, Djoko mengungkap analisisnya. Jumlah atlet Indonesia untuk mewujudkan target 30 besar klasemen Olimpiade 2024 masih kurang. Indonesia cuma mempunyai 29 wakil atlet pada Olimpiade 2024.

Gregoria Mariska Tunjung gagal melaju ke final cabor bulutangkis Olimpiade 2024. Dia kalah dari An Se-young 21-11, 13-21, dan 16-21. Duel berlangsung di Porte de La Chapelle Arena, Paris, Prancis, Minggu (4/8/2024).Gregoria Mariska Tunjung salah satu peraih medali di Olimpiade 2024. Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed

"Untuk meraih prestasi tersebut, perlu didukung capaian indikator kuantitatif lainnya yakni jumlah atlet lolos Olympic, data empirik menunjukan untuk bisa menduduki peringkat 30 harus meloloskan minimal 60 atlet contoh: saat Olympic Tokyo, Iran lolos 65 atlet, Uzbekistan lolos 67 atlet," kata Djoko Pekik dalam keterangannya yang diterima detikSport beberapa waktu lalu.

Angkat besi dan panjat tebing sudah menunjukkan bahwa Indonesia bisa meraih emas dari luar bulutangkis. Hal itu diharapkan menjadi pemicu agar cabor-cabor lain bisa mengirimkan wakil lebih banyak ke ajang pesta olahraga sejagad.

"Keberhasilan dari angkat besi dan panjat tebing (di Olimpiade 2024) seharusnya bisa menjadi inspirasi cabor-cabor lain agar bisa mempunyai motivasi tambahan agar bisa mengirim atlet ke Olimpiade. Meski tidak linear dengan raihan medali, jumlah atlet yang ambil bagian di Olimpiade akan memperbesar peluang untuk meraih medali," kata Djoko Pekik kepada detikSport pada Kamis siang.

"Evaluasi menyeluruh harus kita gelar dengan jernih, dengan obyektif. Kita sudah mempunyai Desain Besar Olahraga Nasional, yang merupakan program jangka panjang menuju Indonesia Emas, di mana kita mempunyai keinginan, target untuk menduduki peringkat kelima pada 2044 pada Olimpiade."

"Kita harus melakukan pembinaan secara masif. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembinaan akan dilihat seberapa banyak atlet Indonesia yang lolos ke Olimpiade. Seperti kita ketahui bahwa kelolosan atlet kita di Olimpiade belum cukup menggembirakan menurut saya. Mengapa? Olimpiade London kita hanya lolos 22 atlet dari tujuh sampai delapan cabang Olahraga. Demikian juga Olimpiade Rio de Janeiro hanya 28 atlet yang lolos, Olimpiade Tokyo pada 2021 juga cuma 28 yang lolos. Sedangkan Olimpiade Paris ada tambahan satu, menjadi 29 atlet yang lolos kualifikasi Olimpiade."

"Ini belum cukup menggembirakan, mengapa? Negara tetangga Thailand sudah mampu meloloskan 51 atlet. Tentu, menuju sukses di Olimpiade 2044 di mana kita berkeinginan duduk di peringkat lima, jumlah kelolosan itu harus semakin kita perbanyak. Karena apa, dari data statistik paling tidak tiga Olimpiade terakhir, sebuah negara bisa menduduki peringkat kelima setidaknya bisa meraih 15 sampai 16 medali emas. Dengan kelolosan jumlah atlet setidaknya 248 atau 250. Sehingga, kalau kelolosan kita sekarang baru 29 menuju kelolosan 250, 20 tahun lagi. Kemudian medali yang kita dapatkan dua medali emas dibandingkan 13 medali emas untuk peringkat lima itu kan masih jauh," kata pria yang menjadi Ketua Dewan Pakar Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia dan Ketua KONI DIY itu menambahkan.


Hide Ads