Komite Olimpiade Internasional (IOC) menanggapi desakan agar Israel dilarang ikut seluruh turnamen level dunia. IOC menyebut tak ada alasan untuk pelarangan.
Seruan penolakan terhadap Israel di kancah olahraga dunia menyeruak. Salah satunya datang dari Spanyol yang menilai Israel tak layak berkompetisi selama masih melakukan di Gaza, Palestina.
"Israel harusnya tidak dapat berkompetisi dalam ajang apa pun jika terus melakukan genosida," kata Wakil Perdana Menteri Spanyol, Yolanda Diaz, dalam unggahan di Instagram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IOC pun didesak menjatuhkan sanksi larangan kepada Israel untuk berkompetisi dalam ajang olahraga. Hukuman serupa dijatuhkan buat Rusia sebagai dampak serangan kepada Ukraina pada 2022, dengan sanksi masih berjalan hingga sekarang.
Seruan sanksi buat Israel ditanggapi IOC. Badan yang dipimpin Kirsty Coventry itu menilai Israel dan Palestina sama-sama diakui dan memiliki hak yang sama untuk berkompetisi di ajang internasional.
IOC menilai Israel dan Palestina sama-sama mematuhi Piagam Olimpiade yang menjadi aturan utama penyelenggaraan event olahraga internasional. IOC mencontohkan kehadiran delegasi Israel dan Palestina yang tak berkonflik satu sama lain saat Olimpiade Paris 2024.
"Komite Olimpiade Nasional Israel dan Palestina diakui oleh IOC dan memiliki hak yang sama. Keduanya mematuhi Piagam Olimpiade, dan kami terus bekerja sama dengan mereka untuk mencoba mengurangi dampak konflik yang sedang terjadi terhadap para atlet," begitu isi pernyataan resmi IOC, dikutip dari Marca.
"Tim dari kedua delegasi berpartisipasi, dan para atlet mereka hidup bersama dengan damai di bawah satu atap di Olympic Village," jelasnya.
Israel sebelumnya berpartisipasi di ajang Olimpiade Paris 2024. Komite Olimpiade Israel mengirim 88 atlet yang bertarung di 16 cabang olahraga, serta finis di urutan ke-41 klasemen dengan hasil 1 emas, 5 perak, dan 3 perunggu.
(bay/raw)