Federasi Gimnastik Internasional (FIG) mendukung sikap Pemerintah Indonesia menolak kehadiran atlet Israel. Gymnastics World Championship 2025 pun tetap digelar.
Indonesia sudah mengantisipasi kondisi ini sejak awal ditunjuk menjadi tuan rumah. Pengurus Besar (PB) Persatuan Senam Indonesia (Persani) pun menjalin komunikasi dengan FIG terkait status hubungan diplomatik negara-negara peserta.
Sesuai dengan antisipasi itu, polemik pun muncul terkait keikutsertaan Israel. Karena sudah berkonsultasi sejak awal, FIG memahami kondisi politik Indonesia dan tetap akan mendukung penyelenggaraan kejuaraan ini di tanah air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah event resmi FIG dan Gimnastik Indonesia berperan sebagai Local Organizing Committee (LOC). Terkait regulasi, sistem, registrasi, dan keputusan terkait negara peserta, sepenuhnya menjadi kewenangan FIG," kata Ketua Umum Gimnastik Indonesia, Ita Yuliati, Jumat (10/10/2025).
Sehubungan dengan posisi Indonesia, ditambah situasi yang terjadi akhir-akhir ini, rapat Executive Committee FIG di Lausanne, Swiss, pun digelar pada, Kamis (9/10). Di sana diambil keputusan bahwa atlet Israel tidak akan ambil bagian dalam Jakarta Gymnastics 2025.
"Alhamdulillah, FIG mendukung posisi Indonesia. Dukungan FIG amat penting karena Federasi Gimnastik Indonesia selalu taat konstitusi dan memprioritaskan keselamatan para atlet dan seluruh delegasi 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championship lainnya. Sehingga bisa Kami tegaskan lagi, Israel tidak akan tampil dalam event ini," ujar Ita.
Setelah mendapat kejelasan, Ita mengajak seluruh pihak untuk menyukseskan ajang ini dan meletakkan batu pijakan (milestone) perkembangan olahraga gimnastik di Indonesia. Terkait situasi geopolitik di Timur Tengah, khususnya di Gaza, Gimnastik Indonesia juga tegas mendukung setiap upaya untuk membawa perdamaian.
"Kami terus mendoakan agar perdamaian segera tercipta di tanah Gaza," ucap Ita.
Sementara itu, menanggapi dinamika terkait kehadiran kontingen Israel, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari menyatakan bahwa NOC Indonesia menghormati keputusan tersebut.
"Keputusan yang diambil tentu melalui banyak pertimbangan. Justru ada kepentingan yang lebih besar yang perlu dijaga, yakni memastikan kejuaraan dunia berjalan aman, tertib, dan sukses untuk semua pihak," kata Okto.
FIG Artistic Gymnastics World Championships telah berlangsung sejak tahun 1903 dengan penyelenggaraan perdana di Antwerp, Belgia. Jakarta adalah kota pertama di Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah sepanjang sejarah penyelenggaraan.
(mro/aff)