Puja-puji dari Penjuru Dunia

Pembukaan Olimpiade Beijing

Puja-puji dari Penjuru Dunia

- Sport
Sabtu, 09 Agu 2008 12:59 WIB
Jakarta - Upacara pembukaan Olimpiade Beijing memang spektakuler. Tak heran bila kemudian pujian untuk upacara pembukaan itu meluncur deras dari banyak media di seluruh penjuru dunia.

Acara pembukaan Olimpiade ini dilaksanakan tepat pada tanggal 8 Agustus 2008 pukul 08.08 malam waktu setempat. Dalam mitologi China, angka 8 ini dianggap sebagai angka yang membawa keberuntungan dan kebaikan.

Pembukaan dimulai dengan sebuah pertunjukkan kolosal yang melibatkan puluhan ribu penampil. Disutradarai oleh sineas Zhang Yimou dan Zhang Jigang, kisah kebudayaan China selama 5.000 tahun coba ditampilkan dalam satu malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebuah (angka) delapan menjadi 10 yang sempurna," komentar Sydney Morning Herald dalam situsnya seperti dilansir Reuters. "Dunia barangkali takkan menyaksikan lagi sebuah upacara dengan gema dan kreativitas seperti pembukaan Olimpiade Beijing.

Mata dan telinga puluhan ribu orang yang hadir di Stadion Nasional Beijing, termasuk lebih dari 80 pemimpin dunia, serta jutaan lainnya yang menyaksikan secara langsung maupun tunda di televisi benar-benar dimanja kali ini.

Media yang memiliki pengaruh besar di London, Evening Standard News, menulis "Keajaiban China" di headline mereka. Mereka menilai bahwa itu adalah "Olimpiade paling ambisius dalam sejarah yang dibuka dengan pertunjukan paling spektakuler".

Pembukaan Olimpiade ini membawa pesan lebih dari sekadar pembukaan pesta olahraga dunia. Ini adalah pertanda tentang bangktnya China, sebuah negara dengan tradisi peradaban yang panjang, untuk menjadi negara terkemuka di jagat ini.

"Menakjubkan, terlalu menakjubkan," tulis jurnalis Italia Leonardo Coen dalam situs harian yang berbasis di Roma, La Republicca.

Bisa dibilang, Olimpiade ini cukup berhasil mengikis citra negatif yang sempat mengganggu China. Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia itu kerap kali disorot atas catatan hak asasi manusianya serta pemerintahan mereka yang tidak demokratis.

"Bukan kekejaman rezim yang diktator, namun sebuah pencapaian yang diraih dengan upaya tak terbatas dari sebuah negeri yang diorganisir secara ketat," tulis media Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung.

(arp/krs)

Hide Ads