"Saya mendapat ancaman pembunuhan. Itu sangat mengerikan dan membuat saya tidak nyaman. Telepon saya terus berdering dan saya banyak mendapat pesan SMS. Saya sudah terbiasa dengan hal ini, tapi kini rasanya sudah berlebihan," sahut Hansson dalam wawancaranya dengan Sport-Expressen seperti dikutip Sportinglife.
Di matchday keempat Liga Champions, Liverpool terhindar kekalahan di kandang sendiri atas Atletico Madrid. Tertinggal sejak babak pertama, The Reds akhirnya menyelesaikan laga dengan hasil 1-1 setelah wasit memberi tuan rumah penalti saat masa injury time masuk menit keempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang kemudian disesalkan Hansson adalah pemberitaan media yang disebutnya terlalu sering mengungkit kejadian tersebut. Hal mana membuat ancaman pada dirinya semakin menjadi-jadi. Β
"Surat kabar banyak memberitakannya. Saat Anda membuat kesalahan fatal, pastinya itu akan muncul (di pemberitaan). Tapi jika itu kembali ditulis beberapa hari kemudian atau beberapa minggu kemudian, itu jadi berlebihan," lanjut dia.
Hansson bukan wasit pertama yang mendapat ancaman dibunuh. Dua tahun lalu Anders Frisk mendapat teror yang sama setelah memimpin pertandingan Barcelona kontra Chelsea, di mana dia dituduh Jose Mourinho sempat berbincang dengan Frank Rijkard di lorong pemain Nou Camp.
Tapi tak seperti Frisk yang kemudian memutuskan mengundurkan diri, Hansson enggan menyerah pada ancaman. Dia memutuskan melanjutkan profesinya sebagai pengadil lapangan hijau.
"Saya ingin melanjutkan. Saya percaya sepakbola bisa melakukab banyak kebaikan dan akan menyedihkan jika 'kekuatan gelap' seperti ini mempengaruhi saya. Saya sempat memikirkan untuk berhenti, tapi saya memutuskan untuk terus," pungkas Hansson. (din/krs)