Ito direkrut oleh Pelita Jaya menjelang seri IV dan V IBL 2017. Waktu itu, laju Pelita Jaya kurang oke. Sebagai finalis dua musim sebelumnya, Pelita Jaya sudah ternoda empat kekalahan saat musim baru berjalan empat seri.
pelita Jaya sudah merasakan kekalahan saat tampil pada seri I. Mereka dikalahkan tuan rumah, CLS Knights, 62-66. Kemudian gagal mengatasi Satria Muda 61-88 di seri kedua di Jakarta. Pelita menuai kekalahan ketiga dari Aspac dengan skor 65-68. Pelita Jaya makin terpukul usai dikalahkan NSH saat berlaga di seri IV di Jakarta dengan hanya selisih dua poin 72-74.
Manajemen pelita Jaya akhirnya membuat perubahan. Mereka merekrut Ito sebagai sport director menjelang seri V IBL 2017. Keputusan itu berbuah hasil manis. Pelita Jaya berhasil membalas kekalahannya dengan NSH dengan angka telak 79-57 dan menundukan Bima Perkasa Yogyakarta 80-50. Sebelum akhirnya ditutup sebagai juara IBL 2017.
"Sebenarnya (tawaran) ini sudah lama, sejak tiga tahun yang lalu dan hampir setiap tahun juga saya sempat komunikasi dengan Syailendra Bakrie. Tapi kami belum dapat deal, baru kemarin lah akhirnya sepakat," kata Ito.
"Tapi yang pertama alasan saya masuk adalah saya ingat sekali beliau manajer timnas 2011. Saya sebagai asisten pelatihnya dan saya melihat suport-nya luar biasa di basket Indonesia. Saya lihat juga di Pelita Jaya tidak pernah menyerah. Orang biasanya kalau sudah begini sudah malas, tapi ini beliau suport terus.
"Nah, orang-orang seperti itu yang patut saya bantu juga, patut ada di dekat dia agar jangan pergi dari basket Indonesia. Karena kita butuh orang seperti itu, kalau hilang kita yang rugi. Sebab, banyak orang yang hidup dari itu, saya salah satunya.
"Jadi saya lihat figurnya seperti itu, saya juga pernah bekerja dengan ayahnya. Ya, kuat sekali alasan saya untuk join. Keyakinan itulah yang membuat saya menerima dan masuk Pelita Jaya," ungkapnya.
Ito tak kesulitan untuk beradaptasi dengan Pelita Jaya. Apalagi ada dua pemain kawakan yang pernah menjadi anak didiknya di Satria Muda, Amin Prihantono dan Faisal J. Ahmad.
Ito juga piawai dalam menularkan pengalamannya sebagai pemain dan pelatih yang sudah 18 kali juara kepada Adhi Pratama Prasetyo Putra dkk saat berada di lapangan.
"Itu jagonya saya, pastinya dengan cara saya. Saya sudah cukup lama memegang tim, punya pengalaman di klub dan timnas. Pengalaman itu yang saya bawa ke sini," kata dia.
"Tetapi sebenarnya ada satu figur juga yang akhirnya membuat Pelita Juara adalah Erick Thohir karena dia lah yang jadiin saya. Saya datang ke sini dan membantu tim," ujarnya kemudian tertawa.
(mcy/fem)