Bertanding di GOR Kertajaya, Rabu (21/2/2018), CLS mengawali dengan keunggulan 20-14 di kuarter pertama. Kendali permainan masih dipegang tim tuan rumah dengan memimpin 37-30 hingga jeda pertandingan.
Mono Vampire bangkit di kuarter ketiga. Sebanyak 30 poin dijaringkan untuk berbalik unggul 60-57. Laga ketat terjadi di kuarter keempat, namun selisih tiga angka kedua tim menjadi faktor penentu saat Mono Vampire mengungguli CLS dengan 26-23.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shane Edwards menyumbang angka terbanyak untuk CLS dengan 24 poin dan 13 rebound. Frederick Lee Jones menambahkan 19 poin, dan Mario Wuysang 18 poin. Hasil ini membuat peluang CLS semakin tipis untuk bisa lolos kebabak play off musim ini.
"Kita harus angkat topi untuk lawan. Meski saya hanya bisa menjelaskan setiap kekalahan selalu membekas untuk saya dan juga semua pemain untuk terus belajar. ABL musim ini berbeda saat saya masih di Laskar Driya," ucap pelatih CLS Koko Heru Setyo Nugroho, dalam rilis.
"Sekarang ada tim dari China, Taiwan dan Hongkong. Levelnya juga lebih tinggi dengan liga lokal dan membuat pemain lokal harus improve untuk lebih giat berlatih lagi. Kami akan mempersiapkan kerangka tim untuk musim depan
"Semua aspek harus dibenahi, pemain impor harus ada chemistry diawal, demikian juga dengan pemain lokal. Mungkin fans basket Indonesia saat ini hanya bisa melihat CLS kalah dan mereka menginginkan saya keluar. Tapi mereka tidak tahu sejarah ABL, dimana timnya rata-rata sudah banyak pengalaman. Paradigmanya mungkin membandingkan CLS saat di liga lokal, tapi ini sangat jauh berbeda, dari segi kompetisinya, level pemain asingnya, pengaturan travelnya dan juga faktor internal, " tambah dia.
Selanjutnya CLS Knights akan bertandang ke Vietnam untuk menghadapi Saigon Heat pada 3 Maret.
(rin/mfi)