Pelita Jaya dan Satria Muda lolos tanpa melewati babak playoff setelah menjadi juara di divisi masing-masing. Pelita Jaya dari Divisi Putih, sementara Satria Muda dari Divisi Merah.
Lolos otomatis menjadi keuntungan bagi keduanya karena mendapat waktu lebih banyak ketimbang dua lawannya, BSB Hangtuah Sumsel dan Stapac Jakarta. Di lain sisi, kondisi tersebut bisa menjadi bumerang jika pelatih tak pintar-pintar menyiasati.
Baca juga: Semifinal IBL: 4 Tim Siap Tempur 100 Persen |
Pelatih Pelita Jaya, Johannis Winar, seraya bergurau mengatakan bahwa timnya sudah hampir lupa bermain basket karena terlalu lama melakukan persiapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi ya ada dua sisi positif dan negatif dari hal ini. Sisi positifnya memberi waktu persiapan yang lebih banyak, ya ini menjadi tantangan bagi kami, pelatih, bagaimana membuat latihan lebih menarik, kompetitif, dan tidak membosankan," ujarnya menjelaskan.
"Kami juga undang practice player Anton Davon Waters dan Terrence Joyner, supaya pemain juga lebih excited dan membuat momentum mereka tetap ada. Sebab, jika latihan saja mereka bisa hilang motivasi. Semoga ini bisa memotivasi pemain lebih baik," tuturnya.
Hal yang sama dilakukan Satria Muda. Mereka lebih memilih mendatangkan pemain asing untuk menyiasati waktu persiapan yang lama.
"Saya melihat dari positifnya saja justru karena terlalu lama menunggu anak-anak inginnya show off dan buru-buru tanding," kata pelatih Satria Muda, Youbel Sondakh, dalam kesempatan yang sama.
"Sementara untuk persiapan sparring partner agak susah karena ada yang bertanding jadi kami mendatangkan player yang pernah kami gunakan juga sebelumnya, yaitu Kevin Bridgewaters," ungkap dia.
------
Dapatkan 10 merchandise menarik dari detikcom, dengan mengikuti survei ini.
(mcy/mfi)