Indonesian Basketball League (IBL) belum bisa bergulir. Bima Perkasa pun bersikap realistis.
Rencananya, IBL mulai lagi pada 15 Januari 2020 di Mahaka Square, Jakarta. Tapi, rencana menggulirkan kembai IBL terpaksa ditunda.
Hal itu setelah pemerintah memutuskan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali hingga 25 Januari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penundaan IBL kabarkan lewat surat terbuka di akun instagram resmi mereka Sabtu (9/1). Dalam surat itu mereka juga tak bisa memastikan kapan akan melanjutkan kompetisi hingga ada keputusan pemerintah.
Keputusan itu membuat banyak klub basket kecewa dengan penundaan IBL. Tak terkecuali Bima Perkasa Yogyakarta.
"Sebagai warga negara yang taat hukum, tentunya keputusan pemerintah akan kami patuhi karena pasti telah dibuat atas banyak pertimbangan," kata Presiden klub Bima Perkasa dr Edy Wibowo kepada wartawan, Minggu (10/1/2021).
Edy pun tidak mau bespekulasi tentang kelanjutan IBL yang isunya akan berlangsung Maret 2021. Sebab, sejauh ini belum ada jaminan bahwa opsi itu sudah mendapat izin dari pemerintah.
"Kami realistis. Tidak mau berharap atau spekulatif. Lihat apa yang akan terjadi dulu, lihat perkembangan saja," ungkapnya.
Sikap realistis juga ditunjukkan para pemain. Daripada banyak berharap atau mengeluh kecewa terhadap keadaan, Restu Dwi Purnomo dan kawan-kawan memilih latihan sendiri untuk menjaga peak yang mulai terbentuk dalam latihan massif selama satu bulan kemarin.
Sementara itu, empat rookie Bima Perkasa, David Simeone Lavi Pandjaitan, Samuel Devin, Avin Kurniawan, dan Ferdian Ravanelli terpaksa menunda debut mereka di IBL. Tentu ada perasaan kecewa karena liga ditunda.
"Mustahil tidak kecewa, tiap rookie pasti ingin main, membuktikan kelayakan. Tapi demi sesuatu yang lebih besar kami harus bisa menangguhkan perasaan sejenak," ungkap David.