Menpora Zainudin Amali meninjau kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah yang baik, dan berprestasi, dalam dua event basket internasional yang digelar awal bulan Juli.
Keyakinannya dipastikan usai memastikan secara langsung proses latihan Timnas basket serta mengecek venue Istora Gelora Bung Karno (GBK), yang bakal jadi tempat penyelenggaraan window III kualifikasi World Cup 2023 (1 dan 4 Juli) dan FIBA Asia Cup 2022 (12-24 Juli).
Menpora hadir di Istora pada hari Rabu (29/6/2022) pagi, didampingi Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih, Sekretaris Jenderal Nirmala Dewi, serta Ketua Panitia Pelaksana FIBA Asia Cup 2022 Junas Miradiarsyah.
"Tujuan saya ke sini (Istora) ada dua, pertama mengecek persiapan anak-anak, kemudian mengecek persiapan penyelenggaraan," kata Menpora, usai melakukan tinjauan.
"Dari awal saya sudah sampaikan jika target kita itu ada tiga ; sukses penyelenggaraan, sukses (prestasi) Timnas kita, dan sukses administrasi. Jadi yang paling penting sekarang dua dulu (penyelenggaraan dan prestasi)," tuturnya.
"Soal kesiapan venue, saya kira juga sudah tidak terlalu banyak lagi ya. Minor saja, bukan yang mayor. Tapi ini kan ada dua event, yang jelas persiapan untuk tahun depan (World Cup 2023) kita akan siapkan yang lebih bagus lagi," kata Menpora.
Sementara itu, Junas menyebut jika persiapan menyelenggarakan kualifikasi FIBA World Cup 2023 sudah sesuai rencana awal. "Para pemain sudah mulai latihan di Istora dan tadi terlihat sangat semangat karena terakhir kali main kan Asian Games 2018," kata Junas.
"Tapi tadi setelah keliling dengan Menpora untuk pertandingan hampir tidak ada (catatan). Secara parameter sudah sesuai dengan FIBA, technical delegatenya juga sudah melihat langsung. Jadi kalau ada hal-hal yang belum oke pasti mereka akan bilang," tambahnya.
Junas sekaligus menegaskan soal protokol kesehatan yang akan dilakukan secara ketat mengingat kasus Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 diperkirakan akan semakin naik hingga minggu kedua bulan Juli.
Sejauh ini, kuota penonton masih 70 persen dari kapasitas tempat duduk 7.500 setelah dipangkas untuk medua, broadcast, VVIP, serta FIBA.
"Prinsipnya kami menjaga Prokes tapi tidak seperti zamannya IBL yang selang-seling harus colok. Kalaupun itu terjadi (peningkatan COVID-19), kami bisa menggunakan kita rencanakan kemarin (mitigasi) karena kan orang sudah mulai beli tiket, tak mungkin juga direm," ujarnya.
(mcy/krs)