Perbasi Mungkin Libatkan ABL untuk Kasus Match Fixing Louvre

ADVERTISEMENT

Perbasi Mungkin Libatkan ABL untuk Kasus Match Fixing Louvre

Mercy Raya - Sport
Jumat, 24 Feb 2023 02:10 WIB
Erick Herlangga
Pemilik Louvre Surabaya Erick Herlangga bakal dipanggil Perbasi terkait Match Fixing (Foto: Istimewa)
Jakarta -

PP Perbasi akan terus menggali kasus match fixing yang melibatkan Louvre Surabaya. Perbasi kemungkinan melibatkan ASEAN Basketball League (ABL).

Seperti diketahui, Louvre dibekukan sementara oleh Perbasi karena kasus dugaan match fixing dan pelanggaran-pelanggaran lainnya. Kecurigaan muncul setelah seri ABL 2023 di Batam bulan lalu.

"Yang pasti kami akan melibatkan ABL untuk bicara. Karena saya tadi pagi di Bali sudah bertemu dengan FIBA Asia, saya juga bilang kepada ABL, sebelum ini clear, saya tidak akan kirim tim lagi untuk kesana dulu (ABL), karena jangan sampai tambah melebar," kata Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih, dalam jumpa persnya di GBK Arena, Jakarta, Kamis (23/2/2024).

"Kita minta clereance dari FIBA, Indonesia tolong sampaikan kita harus anti bersama-sama ini. Jaga untuk itu. Saya berharap tidak ada lagi di Indonesia yang seperti itu," ujarnya.

"Saya enggak menuduh ketuanya, tidak menuduh siapa, tidak menuduh pemainnya, mungkin, saya nggak tahu? Kira harus cek karena ini banyak kan yang terlibat."

"Juga bisa musuhnya kan. Kalau untuk musuhnya saya juga harus melibatkan ABL dan FIBA dong. Masa saya undang klub dari Thailand, Filipina, hak saya apa. Ini panjang. Kami tidak bisa malam ini langsung memutuskan. Kami perlu menghentikan sementara tujuannya supaya semuanya biar clear," ujanrya.

Danny juga menegaskan bahwa ABL sejauh ini juga menunggu hasil dari investigasi PP Perbasi.

"Kalau itu kompetisi kita terjadi di IBL, kita bisa panggil seperti misalnya ada permasalahan IBL kami panggil klub atau nanti ke pemain bisa kita putuskan," Sekretaris Jenderal PP Perbasi, Nirmala Dewi, menambahkan.

"Tapi kalau ABL, bermain di beberapa negara, maka itu laporkan apa yang terjadi keputusan kita hari ini ke FIBA Asia dan kami teruskan ke beberapa pihak, dan nanti kita serahkan ke FIBA. Kan kita juga tahu bahwa FIBA juga anti yang seperti itu," ujarnya.

Pelanggaran Tak Hanya Match Fixing

Selain dugaan match fixing, Louvre juga diduga terlibat dalam persoalan lain yang belum selesai saat penyelenggaraan ABL di Batam. Terkait kasus tersebut, Perbasi belum dapat mengungkapnya secara rinci.

"Sebetulnya sih laporan-laporan dari beberapa, ya mungkin ini mungkin bisa dibilang dari penyelenggaraan ABL di Batam, itu ada hal-hal yang belum selesai," kata Sekjen PBSI Nirmala Dewi.

"Saya enggak bisa detailkan tapi ada hal yang belum selesai antara mungkin Pak Erick Herlangga dengan beberapa orang-orang yang mungkin pernah dijanjikan atau seperti apa saya nggak tahu," tambahnya.

"Tapi yang pasti karena yang bersangkutan beberapa daerah itu bersurat ke kita, maka kita harus mendengar kedua belah pihak jadi kita minta klarifikasi. Satu bilang belum, satu bilang sudah, yang mana? Kasih dokumen pendukung."

"Karena hal begini, juga ini enggak baik untuk kita tahu juga, untuk sebuah klub seharusnya enggak boleh ada kasus-kasus misalnya hutang, gaji. Tapi saya enggak bilang Louvre gitu ya. Itu kan kita bisa misalnya pelanggaran kejadian apa, saya enggak tahu. Saya enggak bilang gitu tapi saya dapat laporan."

"Ini kita minta klarifikasi dan minta jawaban karena tadi rata-rata jawabannya adalah lupa, maka kita minta jawaban tertulis atau dokumen. Nah, itu janjikan hari Senin," Nirmala menjelaskan.

Nirmala menegaskan sejauh ini belum bisa diukur terkait pembuktian keterlibatan klub tersebut, termasuk sanksi yang kemungkinan diberikan kepada Louvre jika terbukti bersalah.

"Makanya saya bilang ini tidak ada ukuran untuk hari ini. Baru akan keluar ukurannya setelah ada hasil (investigas)," sebutnya.

"Sekarang sih kita masih bekerja siang dan malam untuk hal ini, dan saya berharap enggak lama, setelah itu ada keputusan. Dan keputusannya nanti akan berimbas ke siapa? Saya belum tahu. Yang pasti klub ini apakah ke pemainnya atau ke personalnya. Saya tidak tahu," ujarnya.



Simak Video "Kesedihan Netizen Gegara Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Pildun U-20"
[Gambas:Video 20detik]
(mcy/mrp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT