Susy Susanti Bilang Begini soal 'Typo' Namanya di Film Susi

Penulisan nama Susy Susanti kembali menjadi perbincangan setelah film tersebut meraih Piala Citra. Pasalnya, judul film itu tak sesuai nama Susy.

Dalam film yang diperankan Laura Basuki itu menggunakan kata Susi Susanti-Love All, padahal seharusnya Susy Susanti.

Menanggapi perbedaan huruf tersebut, peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona ini ternyata tak mempermasalahkannya.

Ia malah menganggap nama tersebut sebagai nama 'artis'nya sama seperti yang dilakukan selebritas lainnya. "Sebetulnya enggak (kesalahan nama) tapi itu sudah atas persetujuan saya," kata Susy kepada detikSport.

"Saya sudah kasih tahu, bahwa nama saya Susy, pakai Y, tapi rata-rata orang Indonesia kan mereka selalu menulis pakai huruf I. Lalu mereka menanyakan bagaimana, ya saya serahkan saja (kepada mereka),"

"Misalnya nama artis, Zaskia Gotik, kan nama aslinya bukan itu. Istilahnya begitu. Jadi mana yang bagus, penyebutannya yang bisa masuk dan diterima masyarakat, silakan saja," ujarnya.

"Toh itu juga tak mempengaruhi. Kalau Susy Susanti badminton enggak ada lagi kan? Cuma saya saja. Jadi kalau cuma (beda) Y dan I, saya fine-fine saja. Tak masalah. Jadi bukan kesalahan, tapi sudah atas izin."

Susy juga menganggap satu huruf yang berubah itu sebagai keberuntungan.

"Kayaknya huruf Y itu rada susah untuk orang Indonesia, dan banyak juga dari wartawan-wartawan yang menuliskannya Susi lagi, Susi lagi. Ya sudah lah ya, mungkin huruf itu keberuntungan saya, silakan saja," dia menjelaskan.

"Jadi tak masalah. Hokinya tetap ada, tetap dapat Piala Citra," tuturnya kemudian tertawa.

Terkait itu, istri dari legenda bulutangkis Alan Budikusuma ini memberikan apresiasinya kepada Laura Basuki, pemeran utama film Susy Susanti. Laura mendapatkan Piala Citra dari kategori pemeran utama perempuan terbaik.

"Saya bangga dengan Laura Basuki. Dia bisa memerankan saya dan tidak menggunakan peran pengganti, mungkin jerih payah itu yang membuat dia mendapat penghargaan dari festival film Indonesia," dia mengungkapkan.

"Sejak awal saya tidak memikirkan (film ini bakal dapat penghargaan). Saya tak memikirkan itu. Saya cuma ingin tahu orang tahu perjuangan saya di bulutangkis," katanya.

"Saya bukan mengejar piala atau apapun tidak, kayak Daniel Mananta itu, dia tertarik dengar cerita saya karena menjadi inspirasi saya anak muda. Istilah saya dari nothing menjadi hero. Itu jadi semangat inspirasi anak muda untuk mereka tak takut bermimpi."

"Tapi mencapai mimpi itu tidak dengan instan atau pemberian, tapi dari kerja keras dan menanamkan kecintaan keluarga, pekerjaan kita, dan terutama negara kita," Susy menegaskan.