Fabio Quartararo memudar di MotoGP 2020 setelah mengawali musim dengan meyakinkan, tapi menyudahi dengan mengecewakan. Musim yang manis tapi juga pahit.
Rider Petronas SRT itu berhasil memenangi dua seri pertama di Spanyol dan Andalusia. Performa apik Quartararo membuat dia mulai digadang-gadang sebagai pesaing kuat juara dunia seiring cedera panjang yang dialami Marc Marquez.
Akan tetapi, Quartararo rupanya tidak cukup konsisten. Setelah memenangi balapan di Catalunya, rider Prancis itu bak menjalani mimpi buruk. Fabio Quartararosama sekali gagal menembus lima besar di enam balapan terakhir. Posisi finis terbaik dia hanyalah sekali finis kedelapan di Teruel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada prosesnya, Quartararo cuma finis kesembilan dengan perolehan 127 poin, lebih buruk dari musim sebelumnya ketika dia menuntaskan musim 2019 di urutan kelima. Quartararo terpaut 44 poin dari pebalap Suzuki Joan Mir, yang memenangi gelar juara dunia.
Meski demikian, di balik musim yang mengecewakan ini Fabio Quartararo menyimpan secuil kebahagiaan lantaran bisa memenangi balapan. "Ketika Anda menyelesaian enam balapan terakhir dengan begitu buruk, sulit untuk mengatakan kalau aku gembira dengan musim ini," sungut Quartararo dikutip Crash.
"Tapi aku bisa bilang iya, ini akan menjadi sebuah musim untuk diingat, di musim ini aku memenangi tiga balapan," sambung pebalap berusia 21 tahun itu.
"Beberapa pebalap bahkan tidak pernah menang di MotoGP dan aku sudah mengantongi tiga kemenangan. Jadi melihat ke belakang, ini sangat positif," lanjut dia.
"Di beberapa hal ini adalah sebuah musim yang hebat, tapi sayang sekali, bukan sebuah akhir yang bagus. Jadi sedikit sedih," simpul Fabio Quartararo menyimpulkan MotoGP 2020.
(rin/aff)