Di babak pertama turnamen Wimbledon 2010, mulai 22 Juni, Isner dan Mahut "berbagi momen melelahkan" – dan menjadi sangat sensasional. Mereka menghabiskan 11 jam lima menit, membaginya dalam tiga hari, untuk menyudahi pertarungan mereka yang berkesudahan 6–4, 3–6, 6–7(7–9), 7–6(7–3), 70–68 untuk Isner.
Sejarah itu, sebagai pertandingan terlama dalam dunia tenis, langsung diabadikan pihak pengelola Wimbledon dalam bentuk sebuah plakat yang dipasang di kompleks All England Lawn Tennis Championships di awal tahun tahun. Lakon "gila" yang menjadi "prasasti".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertunjukan "aneh" Isner-Mahut itu tak cuma mencetak rekor pertandingan terlama, tapi juga game terbanyak dalam satu set (138), dalam satu partai (183), ace terbanyak oleh seorang pemain (Isner 113), dan total ace (216).
Efeknya bagi Isner, ia langsung tumbang di pertandingan berikutnya dalam waktu 74 menit saja. Mahut bahkan sampai mengalami depresi selama tiga bulan dari kejadian dan kekalahan itu.
Kini mereka telah terundi bertemu lagi di babak pertama. Semua orang terheran-heran dengan hasil undian itu, dan oleh karena itu memori 2010 kembali menghipnotis kenangan.
"(Tahun lalu) Aku mengikuti undian dari komputerku ketika namaku keluar, dan layar monitornya langsung gelap," tutur Mahut. "Waktu itu aku duduk di ruang ganti ketika teriakan 'Tidaaaakk' yang luar biasa bergema (dari penonton). Tak ada yang mempercayainya.
"Aku tidak percaya ketika mereka bilang aku akan bertemu John lagi. Aku harus melihat ke layar TV untuk memastikannya. Lalu aku menerima SMS dari John. Wajah yang sedih. Kami berdua setuju, ini sungguh gila.
"Untuk kami berdua, ini lebih pada pertarungan mental, dan aneh sekali ini bisa terjadi," papar petenis asal Prancis itu, seperti dikutip Reuters, Senin (20/6/2011).
Mahut dan Isner memang telah menjadi teman dekat sejak duel "mengerikan" itu. Mereka bahkan sempat mencoba bermain ganda bersama, tapi hal itu tidak berjalan dengan baik.
"Kami telah menjadi teman sangat baik melalui pengalaman itu. Itulah salah satu yang membuatku sangat senang. Kami saling menulis (email) dan ber-SMS. Kami mengikuti hasil pertandingan masing-masing, dan mungkin jika bahasa Inggris-ku lebih baik, kami punya kesempatan lebih banyak untuk mengenalnya dengan lebih baik lagi," sambung Mahut.
(a2s/roz)