Pilihan Terbaik dan Sejarah di Buku Harian

Lika-liku Taufik Hidayat Meretas Asa Jadi Pebulutangkis Dunia (4-Habis)

Pilihan Terbaik dan Sejarah di Buku Harian

- Sport
Minggu, 30 Nov 2014 19:42 WIB
Pilihan Terbaik dan Sejarah di Buku Harian
AFP
Pengalengan -


[Baca kisah sebelumnya: Pilih Tepok Bulu Gara-gara Dilarang Main Bola (1), Berawal dari Pabrik Tahu (2), dan Gigihnya Sang Ayah dalam Menggembleng Taufik (3)]

Momen penting dalam karier Taufik Hidayat bukan hanya ketika mendapatkan larangan bermain sepakbola dan menjadi juara Porseni. Pertanyaan sang ayah, Aris Haris, ketika ulang tahun ke-14 menjadi titik pancang kariernya di bulutangkis.

Dari menjadi juara Porseni, Taufik pun diyakini punya potensi besar di bulutangkis. Sudah begitu, dia juga tak punya lawan sepadan di usianya. Terpaksa sang ayah Aris Haris mengadu Taufik dengan para pemain dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

β€œSaya sampai harus sediakan uang Rp 10.000 untuk mencari lawan buat Taufik. Sudah nggak ada lagi anak-anak sepantaran yang bisa menandingi dia,” kata Aris.

Cara itu masih terus dipakai meskipun Taufik sudah mengasah ilmu di SGS Bandung.

β€œSering kali saya memang main lawan orang-orang tua teman papa," kenang Taufik.

Tambahan ilmu di SGS Bandung makin membuat Taufik tak terbendung. Hingga akhirnya di usia 14 tahun sang ayah menanyakan keseriusan Taufik di bulutangkis.

Taufik tak sulit membuat pilihan. Apalagi lingkungan memang mendukung dia untuk lebih serius menekuni bulutangkis. Cita-cita di masa kecil untuk jadi pemain sepakbola sudah terlupakan.

β€œContoh sukses ada di depan mata. Kalau mau mendunia lewat olahraga, bulutangkis memang adalah pilihannya. Apalagi waktu itu contoh nyata ada di depan mata,” kata Taufik.

β€œPapa juga menanyakan mau pilih sekolah atau bulutangkis di saat usia saya 14 tahun. Kalau mau sekolah belum telat, kalau tetap main bulutangkis ini saatnya. Saya bilang saya pilih bulutangkis,” jelas bapak dua anak itu.

Aris juga masih ingat benar dengan pilihan yang disodorkan dia kepada Taufik.

β€œSaya selalu bertanya kepada Taufik. Kamu mau jadi apa di sana? Dari kampung ke klub, saya ajukan pertanyaan itu. Begitu pula ketika dia masuk pusdiklat. Nah, di pusdiklat ini saya tekankan lagi, saya tanya lagi lebih serius. Dia mau ke mana?” ucap Aris.

β€œDia ini anak laki-laki, mau jadi apa kalau tidak bersungguh-sungguh. Saya bersyukur dia menemukan jalan di bulutangkis."

Saat melakukan sebuah kegiatan sosial di kampung halamannya baru-baru ini Taufik pun menularkan pengalaman panjang itu kepada siswa sekolah kompleks di SDN 1 dan SDN 3 Pangalengan. Satu kalimat singkat dipilih sebagai penutup.

β€œJangan berhenti bermimpi ya,” pesan pemilik medali emas Olimpiade 2004 Athena itu.

Buku Harian Bersampul Hitam

Aris Haris tak sulit menceritakan detail masa kecil satu-satunya anak lelaki dia, Taufik Hidayat. Semua kesulitan dan kebahagiaan disimpan rapi dalam buku catatan bersampul hitam.

Entah dorongan dari mana yang membuat Aris menulis kegiatan sehari-hari Taufik Hidayat. Pertama kali latihan di SGS Bandung. Berkenalan dengan pelatih Iie Sumirat. Juga lika-liku ketika harus mencari kendaraan untuk pulang pergi Pangalengan-Bandung.

Di sana, di buku bersampul hitam itu, Aris juga mencatat semua pengeluaran untuk transportasi, juga raihan prestasi Taufik di ajang antarklub, antardaerah hingga di level nasional.

Aris juga menulis momen-momen Taufik malas berlatih hingga dia memberikan hukuman setimpal. Bagaimana dia masih saja terharu ketika membaca bagian saat harus melepas Taufik menjadi anak kos dengan jatah dua kardus mie instan per bulan.

Dia juga menyelipkan nama-nama teman-temannya yang jalan Taufik menjadi pemain bulu tangkis. β€œBanyak teman yang berjasa dalam karier Taufik,” kata Aris.

β€œSaya tak tahu motivasi apa yang bikin saya mencatat semuanya. Saya cuma merasa suatu hari anak saya akan mudah menengok kerja kerasnya,” ucap Aris.

Buku bersampul hitam itu kini disimpan di Taufik Hidayat Arena, Ciracas, Jakarta Timur. Buku itu disimpan bersama-sama segala macam piala, trofi, dan medali yang diraih Taufik dari bulutangkis.



(fem/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads