Tahun lalu Djokovic mendominasi tenis putra dengan menggondol tiga titel Grand Slam (Australia Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka), mencatatkan 15 final tour secara beruntun, dan menyabet lebih dari 21 juta dolas AS uang hadiah. Petenis Serbia 28 tahun itu juga menjadi petenis putra ketiga yang mampu mencapai empat final grand slam dalam satu tahun yang sama, kalah dari Stan Wawrinka di Prancis Terbuka.
Di 2016 ini, boleh jadi salah satu misi utama Djokovic adalah mempertahankan keberhasilannya meraih tiga titel grand slam itu sekaligus menyandingkannya dengan Prancis Terbuka, untuk menjadikannya petenis putra pertama sejak Rod Laver pada 1969 yang menjuarai empat grand slam dalam satu musim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangan pertama Djokovic sehubungan dengan hal tersebut adalah Australia Terbuka yang akan mulai bergulir pada 18 Januari mendatang. Sebelum itu ia akan lebih dulu mengasah aksi di Qatar Open, 4-10 Januari.
"Di sinilah saya datang lagi untuk menghadapi sebuah musim baru. Saya amat antusias untuk kembali dan tampil sebaik mungkin musim ini di turnamen pembuka!" sebut Djokovic dalam pernyataannya baru-baru ini seperti dikutip AFP.
Tahun lalu Djokovic melewati dua partai awalnya di Doha dengan mulus setelah cuma kehilangan enam game saja. Tapi ia kemudian tersingkir di perempatfinal ketika menghadapi Ivo Karlovic dalam partai tiga set yang berlangsung ketat.
(krs/krs)











































