Taget itu dicanangkan demi memudahkan langkah mereka sendiri di Kejuaraan Asia di Wuhan, China, pada 26 April sampai 1 Mei tahun ini. Jika peringkat itu tercapai, Ihsan dkk. tak perlu merangkak lewat babak penyisihan.
Untuk itu, maksimal di bulan April ketiga pemain tersebut harus naik ke urutan 32 besar. Saat ini, Ihsan masih ada di urutan 31 sedangkan Anthony mengikuti di uruta ke-35. Sementara, Jonatan ada di peringkat ke-38 dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebab, setelah tampil dari babak kualifikasi tenaga sudah terkuras. Setelah itu, mereka akan bertemu lawan yang berat dan kalau diperhatikan mereka dipaksa bermain rubber game.
βSecara teknik permainan pun mesti ditingkatkan, harus lebih safe. Artinya, bukan cuma tidak mati-mati sendiri, tetapi harus lebih ulet di lapangan,β tambah Hendry.
Untuk urusan mental, Hendry optimistis anak asuhnya tak akan menemui kesulitan. Sebab, ketiganya sudah beberapa kali menjadi tumpuan di turnamen beregu.
βMenurut saya dari segi mental, mereka sudah oke, buktinya bisa mengalahkan pemain-pemain unggulan. Saya mulai melatih mereka efektif pada Oktober 2014 dan mereka sedang di rangking 200-an. Sekarang di awal 2016, mereka sudah di rangking 35-an,β ungkap Hendry.
Demi mencapai target itu, PBSI sudah menyiapkan sejumlah turnamen internaisonal. mereka diutamakan tampil pada level super series dan grand prix gold dan grand prix. Tapi, jika diperlukan tak menutup kemungkinan mereka juga akan bertanding di level international challenge.
Sebagai pelapis, PBSI menyiapkan Firman Abdul Kholik dan Muhammad Bayu Pangisthu untuk segera mendekati para seniornya. Firman dan bayu diproyeksikan untuk tampil di turnamen kelas grand prix dan grand prix gold.
Pemain-pemain yang lebih muda, seperti Enzi Shafira, Krisna Adi Nugraha, Panji Ahmad Maulana, Reksy Aureza Megananda, dan Vega Vio Nirwanda dijadwalkan untuk bertanding di turnamen kelas international challenge.
(fem/roz)











































