"Nggak terasa 24 sudah berlalu ketika gelar juara All England tunggal putra kita bawa ke Indonesia. Ayo tunggal putra, semangat untuk mengukir lagi namamu dan nama Indonesia di All England!"
Curahan hati itu diungkapkan Arbi lewat instagram tak lama setelah tunggal putra Indonesia di All England 2018 habis. Tampaknya, dia benar-benar rindu kehadiran juara tunggal putra di ajang bulutangkis tertua di dunia itu.
Harapannya sempat tumbuh dengan pemain-pemain tunggal yang mampu menjadi juara di turnamen super series. Dia kira, paceklik gelar tunggal putra di All England segera berakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca Juga: Final Ideal All England 2018: Kevin/Marcus Vs Boe/Mogensen]
Arbi memang pantas menyimpan kerinduan itu. Dia meraih gelar juara All England tak hanya sekali, namun dua tahun beruntun, pada 1993 dan 1994.
Sejak Arbi menjadi juara itu, hanya ada pebulutangkis dari empat negara yang sanggup menjadi juara tunggal putra. Yakni, China (14 gelar termasuk 2018 ini dengan menciptakan all Chinese final), Malaysia (4), Denmark (5), dan India (1).
[Baca Juga: Liem Swie King, 3 Gelar Juara dan 1 Misteri Final All England]
Rentang waktu 24 tahun bukanlah waktu yang pendek. Apalagi, Indonesia memiliki catatan manis di All England dengan Rudy Hartono yang menciptakan rekor delapan gelar juara tunggal putra dalam waktu sembilan tahun. Bahkan, tujuh tahun di antaranya diciptakan secara beruntun.
Maka, harapan Arbi bukanlah sebuah keinginan yang berlebihan. Semoga asa itu terjawab tahun depan!
---
Bagi Anda yang ingin anak-anak menjadi bintang seperti mereka, segera ikuti audisi Umum Djarum Beasiswa ini. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di sini.
(fem/nds)