Duel Greysia/Apriyani dan Kim/Kong di Istora, Kamis (18/7/2019), berlangsung sengit dengan rubber game. Setelah bertarung selama 1 jam 34 menit, Greysia/Apriyani akhirnya kalah 20-22, 21-18, 13-21.
Hasil ini menjadi sebuah kejutan karena Greysia/Apriyani merupakan unggulan kelima di ajang ini. Sementara pasangan Korea Selatan berstatus non unggulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekalahan kami disebabkan oleh faktor nonteknis jadi kita kurang pintar dalam menjaga poin. Ini masih menjadi masalah utama kami dan masih terus berjuang untuk mengatasinya," tutur Greysia usai laga.
Greysia/Apriyani juga mengaku kehabisan tenaga di gim penentuan. Hal tersebut membuat mereka sulit membalikan situasi.
"Pada set ketiga pada poin 11-11 tenaga kita mungkin berkurang. Hal ini berpengaruh dengan fokus kami di lapangan. Apalagi mereka sesudah itu unggul dan membuatnya menjadi lebih percaya diri," ujar Apriyani menimpali.
"Sementara kita semakin sulit membalikan keadaan seperti saat bermain di set pertama dan kedua. Lawan sudah tampil lebih rapi jadi kita seperti kebingungan harus berbuat apa."
Pasangan Indonesia semakin sulit mengembangkan permainan di gim terakhir karena tekanan yang terus dilancarkan pasangan Korea Selatan.
"Korea memiliki tipe berbeda dengan Jepang. Mereka kalau bisa terus bermain kencang dari awal. Kalo dimisalkan mereka ingin bermain dengan 2500 cc terus kalau turun hingga 1500 cc," tutur Greysia.
"Kalau kita main mulai dari 2000 cc turun hingga 1000 cc. Kalau Jepang bermain dengan 2000 cc dan terus konsisten sampai akhir. Begitulah tipe-tipenya berbeda."
"Seperti pada set ketiga saat kita capek bakal ditekan terus sama Korea Selatan. Mereka bakal bermain tambah kencang," ujarnya menyimpulkan
(pur/nds)