Hendra menjadi juara dunia tahun ini bersama Ahsan. Titel itu didapatkan saat ulang tahun ke-35.
Berpasangan dengan Ahsan, 32 tahun, Hendra mencetak hat-trick juara dunia dengan catatan spesial. Mereka selalu menjadi juara setiap kali ambil bagian dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis. Tiga predikat kampiun itu melanjutkan sukses Hendra saat berduet dengan Markis Kido sebagai juara dunia 2007. Artinya, Hendra meraih empat gelar juara itu dalam tempo 12 tahun dan 12 hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk atlet usia segitu tentu masalah utama itu ya masalah disiplin. Dalam arti, disiplin dalam segala hal, terutama makan dan istirahat. Kalau itu sudah dipenuhi, apalagi jika kita melihat sikap hidupnya, memang Hendra itu tak aneh-aneh. Jadi itu yang membuat dia bertahan," kata Imelda kepada detikSport, Rabu (4/9/2019).
"Dia menjaga sekali setelah makan, istirahatnya oke. Dengan usia lebih dewasa, pengalaman, tentu dia bisa mengatur. Dalam arti kapan dia harus tanding dan latihan, serta kapan dia harus juara dan cooling down. Itu dia paham benar," dia menjelaskan.
"Nah, kalau saya selalu bilang, mereka sudah dewasa, maka Hendra/Ahsan juga sudah bisa menjadi manajer untuk diri sendiri," kata dia.
Imelda mengatakan, khusus Hendra, memang sejak bernaung di Jaya Raya sudah menunjukkan sikap seorang jawara. makanya, Imelda tak terkejut dengan konsistensi dia.
Baca juga: 8 Fakta Hendra/Ahsan Usai Juara Dunia 2019 |
"Dari dulu Hendra memang sikapnya disiplin, hebat, baik, dan benar. Dalam arti punya integritas dalam segala hal. Uang itu tak segalanya, memang anak ini baik. Hal itu pun mempengaruhi ketika di lapangan. Lebih cool, bisa menjaga hati sehingga tak mudah emosi di lapangan," ujarnya.
Hal lain yang memotivasinya adalah keinginan untuk main dan juara di Olimpiade juga tinggi. Hendra yang sudah pernah meraih medali emas Olimpiade 2008 bersama Markis Kido, sempat gagal di Olimpiade 2016 Rio bersama Ahsan.
"Saya lihat mereka punya itu, dan ada keinginan besar untuk masuk olimpiade karena jatahnya hanya dua. Yang sudah pasti Minions (Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon). Nah, pasangan kedua ini siapa? Tentu PBSI yang menentukan," ujar Imelda.
"Saya berharap karena kebetulan dari tiga ganda putra yang diandalkan, tiga dari pasangan itu dari Jaya Raya semua. Mulai dari Marcus, Hendra, dan Muhammad Rian Ardianto. Jadi siapapun yang terbaik adalah buat Indonesia. Toh, kalau juara yang dinaikkan bukan bendera Jaya Raya, tapi bendera Indonesia. Jadi yang berpeluang menjadi juara. Itu yang berhak," kata wanita pemilik gelar juara All England 1979 di nomor ganda wanita dan campuran itu.
(mcy/fem)