Apriyani Rahayu tentang Ramadhan, Olimpiade, dan Lebaran Tanpa Keluarga

Apriyani Rahayu tentang Ramadhan, Olimpiade, dan Lebaran Tanpa Keluarga

Mercy Raya - Sport
Rabu, 29 Apr 2020 18:30 WIB
Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil menyingkirkan ganda Jepang Nami Maysuyama/Chiharu Shida (Jepang) di perempatfinal Daihatsu Indonesia Masters 2020. Mereka tak akan mengendurkan pedal gas.
Apriyani Rahayu berbincang dengan detikSport terkait Ramadhan, Lebaran, hingga Olimpiade. (Foto: detikcom/Agung Pambudhy)
Jakarta -

Pebulutangkis Apriyani Rahayu kembali harus berlebaran tanpa keluarga. Berbincang dengan detikSport, pemudi 22 tahun itu membahas banyak hal termasuk Olimpiade.

Obrolan detikSport dengan juara SEA Games 2019 Manila ini bertepatan dengan di hari ulang tahun Apriyani. Doa pun dipanjatkan oleh pasangan Greysia Polii itu yang dihubungi via sambungan telepon, Rabu (29/4/2020).

Berikut hasil wawancara dengan Apriyani:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DetikSport (D) : Apri, bagaimana perasaanmu ketika mendengar Olimpiade ditunda tahun depan?

Apriyani (A): Kalau untuk saya pribadi tidak ada masalah. Jadi lebih panjang lagi waktunya untuk memperbaiki segala kekurangan. Memang kami pernah menjadi juara tapi tidak hanya itu saja.

ADVERTISEMENT

Kami masih punya persiapan lain dan kekurangan, dan juga tidak boleh puas. Saya pribadi, tidak apa-apa. Dengan partner saya bisa berkomunikasi dengan baik untuk bisa menjaga.

D: Apa yang kamu rasakan sebelumnya?

A: Kemarin awalnya, wah olimpiade di depan mata nih. Kami sudah mempersiapkan segala hal, kemudian ada pandemi, ya sudah mau bagaimana lagi. Toh, bukan hanya kami yang merasakan. Mungkin perasaan setiap pemain berbeda-beda termasuk partner saya sendiri, kak Greysia (Polii). Ini menjadi kewajiban dan membuat kami lebih termotivasi lah dan lebih dewasa untuk menjalani ini semua, untuk lebih bijaksana.

D : Saat ini sedang momen puasa juga. Bagaimana kamu menjaga kondisi supaya tetap fit?

A : Jaga banget, mbak. Saya itu tipikalnya aktif, orang yang tidak bisa santai, harus ada kegiatan. Tidak bisa tidur, bangun, tidur lagi.

Jadi latihan tetap (dilakukan).

D: Seperti apa programnya?

A: Kalau di ganda putri yang tidak puasa itu tetap dua kali, yang puasa itu sekali, meskipun dalam sepekan ada program latihan sehari dua kali. Sore dan malam. Soalnya, pelatih juga menganjurkan kami tetap latihan dua kali. Kami pun setuju karena butuh untuk menjaga kondisi.

D: Ibadah puasa tidak bersama keluarga mungkin sudah biasa. Apakah kamu tipe yang video call dengan orang tua saat salat Tarawih atau berbuka?

A: Saya tetap salat Tarawih tapi bersama teman-teman di asrama. Tidak virtual dengan orang tua.

D: Apakah Apri sering merasa khawatir dengan keluarga di rumah apalagi situasinya sedang pandemi virus corona?

A: Sebenarnya khawatir juga. Makanya, keluarga juga bilang tak usah pulang soalnya berbahaya.

Saya juga memberi tahu keluarga, khususnya ayah saya agar jangan terlalu (sering) ke luar rumah, sudah stay at home saja. Daripada bagaimana-bagaimana. Ayah sehat, tapi di luar sana tak sehat, bagaimana? Apalagi kita juga bisa menularkan. Ya, kita memikirkan diri sendiri tapi orang lain juga. Jadi stay at home saja.

D: Apa momen yang paling kamu rindukan ketika Ramadhan dan Lebaran. Apalagi pemerintah melarang warganya mudik?

A: Sedih sih, tidak bisa pulang Lebaran, pada akhirnya membuat kita (tak bisa berkumpul bersama keluarga). Kalau Idul Adha tak apa, ini Idul Fitri. Jadi berasa banget. Sedih sih. Kadang-kadang tak mau dirasakan, tapi tiba-tiba saya merasakan sendiri. Jadi sedih banget. Kapan lagi kumpul dengan keluarga.

Kami saja kadang-kadang kami pertandingan. Ini lagi libur sebulan lebih tapi tak boleh keluar, ini itu, tak boleh pulang.

D : Seberapa sering absen Lebaran? Ini absen sama keluarga?

A: Ini sudah beberapa kali, lebih dari tiga kali.

D: Apa harapan dan doa kamu di momen Ramadhan ini di tengah pandemi COVID-19?

A : Harapan setiap orang punya. Kalau saya lebih memfokuskan ada target pertandingan. Insyaallah di Olimpiade bisa mendapat medali. Itu doa yang selalu saya panjatkan. Selalu dikuatkan pikiran mental dan doanya. Tidak hanya saya, tapi partner, pelatih untuk saling percaya dan meyakinkan satu sama lain.

Apalagi untuk partner saya sendiri. Soalnya tahun depan tantangannya lebih berat. Makanya saya mengharapkan dan doanya agar lebih kuat lagi.

(mcy/cas)

Hide Ads