Kepala bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, mengomentari kemungkinan turnamen All England tak diadakan tahun depan. Dia menyebut sulit mempresiksi karena situasi global belum aman.
Pelaksanaan All England 2021 terancam batal lantaran pemerintah Inggris belum mengizinkan ada keramaian di tengah pandemi virus Corona. Jika digelar, turnamen tertua itu harus siap berjalan tanpa penonton.
Baca juga: All England 2021 Terancam Tak Digelar |
Hal itu semakin menyulitkan karena All England merupakan bagian utama perekonomian Asosiasi Bulutangkis Inggris. Maka, salah satu pilihan ialah meniadakannya sementara waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bereaksi soal kemungkinan tersebut, Susy Susanti enggan berspekulasi sebab situasi saat ini sulit diprediksi.
"Sulit dibilang, karena situasi sekarang di luar prediksi kita semua. Kita juga tak tahu situasi nanti seperti apa. Selama vaksin belum ditemukan, kita belum tahu seperti apa dari pertandingan yang akan berjalan tahun depan," kata Susy dalam sambungan telepon dengan pewarta.
"Jadi saya tak bisa bilang hilang prestisiusnya atau enggak, untung atau rugi. Tidak bisa begitu. Sekarang keselamatan nomor satu sudah itu saja," dia menegaskan.
![]() |
Tapi jika keputusan meniadakan All England tahun depan harus dilakukan, maka seyogyanya insan olahraga memakluminya.
"Ya pasti kalau dalam situasi normal sangat disayangkan, tapi dalam situasi saat ini ya mau tak mau harus dimengerti," tutup peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona itu.
BWF sendiri banyak melakukan penyesuaian jadwal agenda olahraga menyusul wabah Corona yang belum mereda. Pebulutangkis dunia menjalani turnamen terakhir kali di All England, 15 Maret lalu.
Setelah itu, praktis turnamen-turnamen bulutangkis terhenti. Sempat akan dimulai September dengan seri Eropa, BWF kembali membatalkannya, sampai tersisa Denmark Open 2020. BWF World Tour Super 750 itu akan menjadi turnamen terakhir BWF di sisa musim tahun ini.
(mcy/aff)